(lambang sekolah saya, SMA N 1 Purworejo)
Sudah sewajarnya seorang siswa yang mengikuti ekskul melakukan pemantapan. Biasanya pemantapan di ektra lain hanya selama 1 hari 1 malam, namun berbeda dengan gemapala yang 5 hari 4 malam melakukan diklat SAR. Kali itu saya masih kelas 1 SMA, sebenarnya dari angkatan kami banyak yang mengikuti ekstra gemapala, namun hanya sedikit yang bisa mengikuti diklat karena berbagai alasan. Sehingga kala itu ada delapan siswa kelas 1 yang diklat di tambah dengan 1 orang kelas 2 (karena tahun lalu dia tidak bisa ikut diklat, sehingga menyusul di tahun berikutnya), dan beberapa panitia yang terdiri daria anak-anak kelas 2, beberapa anak kelas 3 (namun mereka hanya mengikuti 1 hari saja), pembimbing, dan beberapa alumnus sekolah kami yang juga mantan gemapala.
Tidak sesuai rencana sebelumnya, diklat yang kala itu harus di laksanakan selama 5 hari, khusus tahun kami di perpendek menjadi 4 hari karena adanya kegiatan sekolah. Kami berangkat pada hari Minggu pagi menggunakan truck, seliuruh perlengkapan kami berada di truck yang lain (tas carrier, tenda dll).
Setelah check ulang barang bawaan kami (tempat makan, baju, p3k, tali, kompor kapur, dll) kami berangkat menuju tujuan. Tujuan kamu berada di sebuah desa yang saya lupa namanya, kami berhenti di sebuah persimpangan dekat sebuah gardu untuk melakukan salat dan memulai diklat. Setelah salat, kami menyempatkan untuk makan siang. Kami menggunakan kompor kapur, kompor kapur adalah kompor manual yang di buat dengan menggunakan kapur tulis dan lilin yang di lelehkan, sangat awet, api yang di hasilkanmu lupayan. Kami memasak mi instan. Setelah itu, kami mengambil tas carrier kami dan memulai diklat yang sebenarnya. Senior menyuruh kita untuk mencapai sebuah tujuan dalam waktu 5 hari dari hari itu, tujuan kami adalah sebuah puncak batu besar yang letaknya berjarak 2 gunung dari tempat kami memulai, tentu saja hutan dimana mana. Kami hanya di perbolehkan berjalan kaki. Kami di bagi menjadi dua kelompok , yaitu kelompok Elang (4 orang) dan kelompok elang-alap (5 orang). Saya berada di kelompok elang alap, bekerja sebagai timer.
(ketika sampai di spot awal, menurunkan tas carrier dll)
(setelah sampai, ada arahan dari senior)
(menentukan posisi awal dan tujuan menggunakan kompas bidik dan peta kontur)
Setelah menentukan titik tujuan dengan menggunakan kompas bidik dan mencocokannya pada peta kontur, kami mulai bekerja membuat strategi. Awalnya kedua kelompok berencana untuk bekerja sendiri sendiri, ketua kami yang ketika itu adalah Rahmat memberi gagasan untuk naik gunung dan berlajan memutar. Kami pun menyetujuinya, kami berjalan ke atas dan mencoba menjadi jalan memutar, namun tiba tiba hujan turun sangat deras, kami tetap berjalan mencari jalan. Setelah beberapa jam lamanya, kami mulai menemukan kejanggalan dalam perjalanan kami dan seseorang di antara kelompok kami mengusulkan untuk istirahat sejenak. Selama istirahat, kami membahas kembali strategi kami di bawah naungan hujan sambil beberapa mengoleskan minyak-goreng-rendalam-bawang-merah ke kaki kami, hal ini di lakukan untuk menjaga kelembapan kaki agar tetap hangat dan tidak masuka angin. Tiba tiba kelompo Elang datang dan kami membahas strategi kami bersama sama, setelah melalui beberapa pendapat, akhirnya akmi memutuskan untuk kembali ke spot awal dan menggunakan teknik lain.
Kami kembali ke spot awal ketika hari menjelang sore, beberapa senior kami sempat memberi nasihat dan kata0kata mereka. Akhirnya kami menggunakan teknik itu (saya lupa namanya) yang intinya kami akan jalan lurus menuju tujuan yang berada pada titik 32' ke arah barat. Kami benar benar akan berjalan lurus, meskipun itu tanjakan akan kami tanjaki, meskipun itu sungai akan kami seberangi, yahh.. semacam itu, benar benar hanya akan berjalan lurus tanpa ba bi bu.
Hari pertama hujan sampai dengan malam hari, kami berjalan menyusuri persawahan dan sungai menuju tujuan. Nyamuknya sangat banyak, sejujurnya itu pertama kali saya melihat nyamuk sebanyak itu. Kami berjalan sambil menggunakan mantel plastik, lurus menuju tujuan kami. Kami saling bahu membahu, menarik tema yg jatuh, bergantian membidik dengan kompas bidik (ini di lakukan setiap beberapa meter sekali agar tujuan kami tidak melenceng), membawakan tas carrier teman yang sudah tidak kuat, saling memberi semangat dan support, dll. Setelah hari menjelang malam dan hujan belum reda reda juga, akhirnya kmai memutuskan untuk membangun bevoak , bevoak ada;ah tenpa yg di buat dari jas hujan plastik yang di buat sedemikian rupa, bentuknya kecil dan hanay muat di pakai untuk satu orang. Dua orang laki laki mebuat bevoak bersama, mereka membuatnya ari 2 jas hjan dan di hubungkan, seorang teman perempuan saya karena sudah terlanjur membuat bevoak sendiri akhirnya tidak bergabung dengan anak perempuan lain yang memutusan untuk menggabungkan seluruh jas hujan kami menjadi satu bevoak. Kami berpacu dengan waktu karena saat itu di hutan benar benar tidak ada penerangan sama sekali, hanya ada malam gelap dan nyala api dari tenda terbuka milik panitia, sinar bulanpu tidak ada karena hujan lebat yang asih mengguyur. Setelah menempatkan tas carrier dan mengatur perlengkapan kami serta solat maghrib dan isya, kami memutskan untuk makan malam. Bevoak yang panjangnya tidak lebih dari 5mx1m untuk lima orang di tambah 5 tas carrir yang besarnya sangat besssaarrrr mambuat kamu rela berhimpit himpitan di dalam (yah,, sangat berhimpit sekali). Kami memasak di luar dengan menggunakan kompor kapur, salah seorang memasak nasi dan mi isntan yg di campur, seorang lagi memasak air panas unuk di minum sembari menghangatkan badan. Ternyata ketika itu seorang teman saya yang alergi dingin kumat, seluruh badannya gatal gatal, ia pun di bawa ke tenpa panitia yang besarnya sekitar 5x7man yang memiliki api unggun besar di luar. Namun tak kalah pula dengan saya, saya entah alergi apa, saya pun bernasib sama dengannya dan pergi ke tenda panitia sambil emnggangatkan tubuh di pinggir api unggun. Malam berhujan masih berlanjut, seorang panitia yg membawa hp (hp-na bertenaga surya, jadi cocok di bawa do saat seperti itu) mengatakan bahwa saat itu sudah menunjukan pukul 10 malam, dan menyuruh seluruh anggota diklat untuk berkumpul dan mengevaluasi hari pertama. Evaluasi di lakukan sambil berkeliling api unggun dan hujan lebat, kami mengevaluasi kesalahan kelsalahan di hari itu dan membuat oerencanaan di hari kemudian. Setyelah cukup malam, kamipun kembali ke bevoak kami dan tidur. Tentu saja tidur di tempat berukuran 1 m sangatlah sulit, kaki kami hari di tekuk, sudah tidak peduli dengan bau badan yg selama 1 hari tidak mandi, tidak peduli juga dengan hewan apa yg merayap di kaki kami, kami tidur begitu saja karena lelah. Namun di amlam hari saya terbangun, mengambil senter dan merasa ada yang bergerak di dekat saya, dan ternyata sosok itu adalah...pacet. Pacet adalah sejenis lintah kecil yang menghisap darah, sontak langsung saya singkirkan dan memulai tidur kembali, berharap agar tidak ada yang lebih buruk dari pacet datang.
Hari kedua kita mulai dengan sesi olahraga, survival dan binatang liar. Seorang senior kami datang sambil membawa puluhan ular liar -_-", salah seorang teman saya ada yang phobia ular, dia bahkan menangis hanya dengan melihatnya. Kamipun menghiburnya dan memberinya semangat untuk mengalahkan phobianya, diapun memberanikan diri untuk merabanya..walau hanya bagis ekornya saja. Saya dan teman saya malah asyik memainkan ular, well..mereka cukup lucu, padahal liar. Bahkan teman saya memberinya nama Paryono pada ular berwarna hitam (saya lupa nama jenis ularnya, namun yg itu tidak berbisa). Setelah bermain main dak di akhiri dengan sesi membunuh ular, kami di suruh mencari dedaunan dan apapun untuk dimakan. Kami berjalan menyusuri hutan dan sungai, mencari dedaunan yg bisa di makan, berbekal pengetahuan yg kami dapat sebelum diklat, akhirnya kami mendapat beberapa dedaunan yg entah apa, beberapa buah talas, dan sebuah nanas mentah. nanas mentah adalah pilihan yang buruk di pagi hari, akhirnya kami memutuskan untuk merebusnya bersama sama, namun talasnya kami bakar, kami membumbui rebusan kami dengan garam. Setelah dirasa cukup alma, ternyata rasanyaaa....aneh. Soal talasnya, hanya sebagian yg matang, tapi berhubung perut kosong, semua makananpun terasa nyaman ketika itu, talas belum matangpun serasa enak sekali. Dan daun entah berantah kali itu di makan lahap oleh teman saya, dan berhubung saya agak pemilih soal sayur, saya hanya memakan 2 lembar daun dan beberapa potong nanas rebus dan secui talas kering. Kemudian kamu mengemasi barang barang kami dan memasukannya ke bevoak, hujan muai turun ketika itu. sangat deras, nyamuk berdatangan kembali dengan kawananya yang tak henti hentinya menggerayati kulit kami. Kami menyusuri hutan, tanjakan curam dan turunan licin, sesekali tanah yang kita injak sangat licin dan penuh lumpur yang lengket, membuat sepatu kami agak susah di gerakkan. Setelah memakai minyak-goreng-rendaman-bawang-merah kami kami melanjutkan perjalanan, pohon pohon khas hutan hujan tropis dengan suara suara binatang menghiasi perjalanan kami. Rintik rintik hujan membasahi sedikit demi sedikit mantel kami. Sungai-sungai kecil yang terbentuk dari luapan air karena hujan melintas di hadapan lami, sekeliling kami penuh dengan pemandangan hijau dan riak air ketika itu. Terpeleset, jatuh, lelah, muak, marah, dan sedih menjadi satu.Seluruh emosi tidak menyenangkan berkumpul, membuat hari kedua sangat berbeda. Setelah hari menjelang malam, kami mendirikan bevoak dan bermalam kembali.
(megang ular untuk yg pertama kali untuk mainan, saya yang pakai baju merah)
(beberapa kakak panitia yang lagi mainan ular)
(dan akhirnya ularnya di rebutin, "eh pegang dong, pegang")
Hari ketiga cuaca jembali hujan, kami meneruskan perjalanan seperti sebelumnya, namun emosi yang ada sedikit mereda, kami mulai bisa berkerja sama dan tertawa, semua orang kembali saling menyemangati satu sama lain. Kami bangun pagi untuuk solat, karena kondisi saya yang entah alergi apa, saya pun mandi dan menghangatkan diri sejenak. Sekitar pukul 5 pagi, kami push up dan olahraga, oke.. seiongat saya saya cuma push up 50 kali, tapi sepertinya ada yang mampu lebih. Pagi itu kami sedikt di jahili oleh kakak kelas kami, kami di suruh makan cacing tanah hidup-hidup sambil mengemut kemudian di telan. Beberapa senior ada yang tertawa, seorang teman saya menangis karena jijik, tapi apa boleh buat.. kami pun melakukan hal itu di depan mereka. Setidaknya masing masing di antara kami menelan 3 ekor yang besar besar, semua menahan rasa jijik dan geli. Setelah itu, kami memakan telur rebus yg di berikan senior kami. Setelah itu adalah acara introspeksi untuk panitia, kami pada anggota memberikan kritikan dan uneg uneg kami kepada para panitia, tentu saja situasi ini sangat awkward dan menegangkan bagi kami anak kelas 1 untuk mengeluarkan uneg uneg kami kepada anak kelas 2. Tapi acara itu tetap berlanjut dan di akhiri dengan saling meminta maaf. Ketika itu pula senior kami yang juga mahasiswi biologi UGM yang sangat tertari dengan burung memberitahu bahwa kari itu ada migrasi burung elang alap yang sangat jarang sekali lewat di daerah itu, kami mengamatinya dengan serisu dan menyenangkan. Elang alap melakukan migrasi jauh, jumlah mereka ada beberapa, bentuknya kecil, lebih kecil dari ukuran elang biasanya. Saat itu pula salah seorang senior memberi tahu bahwa di hari sebelumnya dia menemukan jejak harimau di dekat tempat kami mendirikan bevoak...hening.. kemudian kami saling mengucapkan syukur. Tempat itu emang masih asri, tak heran hal itu akan terjadi. Sore itu pula, senior mengatakan untuk mengganti tujuan awal karena dirasa sudah sangat impossible , yah.. kami juga merasa sangat impossible dan hopeless pada tujuan awal kami. Mereka men gubah tujuan untuk menuju desa X yang jauhnya hanya belasan km dari tempat kami. Kamipun melakukan long march menyusuri jalanan aspal menuju desa X. Saya bekerja sebagai timer, kamipun menyusuri jaan, sambil sesekali mengambil rerumputan yg bisa di makan. Setelah mencapai desa X, kami beristirahat di sebuah bangunan tak terpakai di sana. Sebelumnya kami juga melakukan banyak kegiatan yang menyita tenapa namun sangat menyenangkan (rappelling dll). Malam mulai datang, kami kembali mengevaluasi hari kami, solat, dan beranjak tidur karena kelelahan. Dini hari kami di bangunkan, sekitar pukul setengah 2 pagi menurut jam salah seorang senior, kami melakukan beberapa pelatihan tentang penanganan orang yang terluka dan sebagaimanya, sampai kira kita pukul 3 pagi tidur kembali.
(baris dulu, siap siap makan cacing)
(ketika long march, istirahat & gambar jalur yang sudah kita lalui)
Hari keempat, hari terakhir, di awali dengan bangun pagi dan solat subuh di baanagunan tak terpakai itu, olahraga , dan membersihkan bangunan itu dari sampah, dan melakukan sedikit game berlumpur yang merayap merayap. Seyelah itu senior kami menyuruh kami berkumpul dan sedikit menjahili kami, yahh.. kami benar benar di jahili.. bahkan beberapa teman saya menangis. Namun setelah beberapa saat, kami di beri tahu bahwa mereka tidak serius dan pada senior bersamasama mengatakan "Selamat, anda telah resmi menjadi anggota Gemapala.". Sontak teman teman saya menangis terharu, seluruh emosi dan kesedihan selama beberapa hari meluap menjadi satu. Marah, jengkel, muak, sedih, rasa bersalah, semangat, dan harapan pada hari sebelumnya telah tergantikan dengan rasa syukur dan momen mengharukan. Kami kemudian melakukan upacara dan sumpah seperti yang biasa di lakukan anggota gemapala baru. Kamipun sempat berfoto bersama untuk mengabadikan momen tersebut, setelah makan siang, kami membereskan perlengkapan kami dan pulang menggunakan truck. Setiba di sekolah, kami oergi ke camp Gemapala dan meletakkan semua barang barang kami, ternyaa di sana telah ada beberapa senior yang telah menunggu keulangan kami, kami sempat bercerita cerita sebentar, namun tak lama setelah itu, kami anak kelas 1 tertidur lela di depan camp.. rasa lelah dan ngantuk tak terhentikan. Siang itu pula kami pulang ke rumah amsing masing. Sebelum pulang, saya dan seorang teman saya berencana untuk mekan mi ayam, saya mengambil motor yang saya titipkan dan pergi kemudian pulang ke rumah. Rumah memang tempat paling indah dan nyaman, sekaligus tujuan utama dari sebuah perjalanan panjang.
( haru ketika mereka berkata "Selamat, anda telah resmi menjadi anggota Gemapala")
(setelah mandi, seluruh anggota peserta Diklat SAR ke XIX SMA N 1 Purworejo, saya nomor 3 dari kiri pakai baju belang-belang)