Kelulusan, hal lumrah lagi wajib bagi seorang pelajar dari TK hingga Sarjana. Saya adalah seorang siswi SMA kelas 3 di pesisir pantai laut selatan. Sama seperti siswa-siswi lainnya di nusantara, hal kelulusan terkadang menjadi hal yang di nantikan dan di harukan.
Bukan, bukan maksud saya untuk menulis hal melankolis disini. Dalam entry hari ini saya hanya akan mengulas beberapa pedapat saya seputar hal-hal konyol di sekitar saya, yang entah harus kita tangisi atau isi dengan hal yang sedikit lebih berarti.
Naive yah.. satu kata yang dapat mewakili puluhan kalimat basi. Pernahkah anda mendengar kalimat afeksi dari berbagai kawan ketika kelulusan? kalimat tersebut mungkinlah hanya luapan emosi sementara, manusia terlus berkembang, tak hanya fisik.. namun juga pikiran. Sebuah perkembangan akan menghasilkan perubahan, tidak masalah perubahan itu baik atau buruk, setiap keputusan tak akan mutlak dipercaya oleh semua orang, pro dan kontra sudah bagai amplop dan perangko. Terlalu naive lah bila kita mengharapkan seseorang 'tetap pada kepribadiannya', apakah itu berarti kita tidak mengharapkan dirinya berkembang?
Banyak orang menggunakan celaan seperti; "Jadilah lebih dewasa!"
kalimat yang relatif bukan? entah bagian mana yang harus didewasakan, jika itu adalah emosi, maka kasus ini akan menjadi lebih ruyam. Sifat seperti mau mengalah, tegas, sopan ,amupun mudah bertolerir bukanlah tokok ukur kedewasaan yang tepat. Bukanlah emosi, namun dimana kita dapat menemtukan tindakan yang tepat pada situasi yang sedang kita almai untuk keuntungan pribadi. Kenapa peribadi? karena setiap seseorang mendapat keuntungan, tak dapat disangkal lagi, orang atau kelompok lain pastilah akan mendapat kerugian, pasti, entah apakah mereka sadar atau bukan, ikhlas atau tidak, dampat itu akan dirasakan. Keuntungan pribadi ini terkadang tidak hanya berlaku untuk individu seorang saja, namun beberapa pihak yang dengan sengaja kita untungkan entah untuk ketentraman hati sendiri atau untuk sebuah pilihan yang kita ambil.
Ada-ada saja (-__-)'
Sabtu, 22 Februari 2014
Selasa, 18 Februari 2014
The Earthquake
When the earth is shaken with its [final] earthquake.
And the earth discharges its burdens
And man says, "What is [wrong] with it?" -
That Day, it will report its news
Because your Lord has commanded it.
That Day, the people will depart separated [into categories] to be shown [the result of] their deeds.
So whoever does an atom's weight of good will see it,
And whoever does an atom's weight of evil will see it.
And the earth discharges its burdens
And man says, "What is [wrong] with it?" -
That Day, it will report its news
Because your Lord has commanded it.
That Day, the people will depart separated [into categories] to be shown [the result of] their deeds.
So whoever does an atom's weight of good will see it,
And whoever does an atom's weight of evil will see it.
Sabtu, 15 Februari 2014
Arti Nama Irian Jaya
Irian Jaya adalah nama sebuah daerah di sebelah timur Indonesia yang dulu sempat berenama Papua. Nama Irian sendiri merupakan pemberian dari presiden RI yang pertama, Sokarno. Irian merupakan sebuah kependekan dari 'Ikut Republik Indonesia, Anti Nedherland' (Ikut menjadi bagian dari Republik Indonesia, anti Belanda). Dan pada tanggal 1 Maret 1973, nama Irian Barat yang telah di cetuskan oleh Soekarno, diganti menjadi 'Irian Jaya' oleh Soeharto sesuai dengan peraturan Nomor 5 Tahun 1973 bersamaan dengan peresmian eksplorasi PT Freepot Indonesia di Tembagapura.
Sebelum nama Irian di tetapkan, daerah tersebut bernama Papua. Banyak yang tidak mengerti pula dengan arti 'Papua' yang sesungguhnya bermakna negatif. Bahkan tak sedikit dari warga Papua yang tidak suka dengan nama daerah mereka sendiri dan lebih suka menyebutnya Nuu Waar.
Nuu Waar adalah dua kata bahasa Irarutu di kerajaan Nama Tota Kaimana, yakni Nuu Eva. Nuu bermakna sinar, pancaran atau cahaya. Sementara Waar dari kata Eva, yang makna pertama adalah ‘mengaku’ atau diterjemahan dengan makna lebih dalam yang artinya ‘menyimpan rahasia’. Dari bahasa Onim (Patipi) Nuu juga adalah cahaya. Waar artinya perut besar yang keluar dari perut Ibu. Maka nama Nuu Waar artinya negeri yang mengaku menyimpan atau memikul rahasia.
Nama Nuu Waar nama yang berkembang dengan siar islam sejak kehadiraan Samudera Pasai, Raden Fatah pada abad 13 M, Aru Palaka sampai Sultan Tidore pada abad 15 M dengan wilayah Kesultanan dan kekuasaan melalui perdagangan sampai ke Nuu Waar.
Pergantikan nama Nuu Waar menjadi Papua dan Irian terjadi sejak 1214 masehi. Kata Papua’ itu sendiri diambil dari beberapa bahasa daerah di Nuu Waar, yang maknanya hitam, keriting, bodoh, jahiliah, jahat, perampok, pemeras, pemerkosa, bahkan lebih sadis dimaknai sebagai suka makan orang.
Oleh karena itu, pergantian nama Papua menjadi Irian juga merupakan sebuah permulaan, doa, dan harapan rakyat Irian untuk mendapatkan hak-hak mereka untuk hidup sejahtera. Namun memang tak ada yang sempurna, tak ada yang bertahan selamanya, janji yang dulu dikumandangkan dengan sangat gagah, kini sudah tak sesuci sebelumnya. Bukan saatnya kita untuk saling menyalahkan, introspeksi diri dari berbagai pihak akan lebih membantu untuk terus bersama. Seperti halnya dengan istilah Bineka Tunggal Ika yang tak henti-hentinya di suarakan dari TK hingga Sarjana, entah kalimat pendek itu akan benar-benar bermakna di dalam hati setian insan Indonesia, ataukah hanya akan menjadi hafalan hasil pendoktrinan selama hidup bernegara?
sumber:
http://blackfiles.mywapblog.com/asalpapua.xhtml
http://www.bimbingan.org/arti-irian-jaya.htm
http://www.hubert-herald.nl/Papua.htm
Hijauku tanahku
Merduku pagiku
Jernihku airku
Berjalannya bersuku-suku
Dentuman kaki melangkah bisu
bukan lagi seindah lagu
Indahnya negeriku
Indahnya Indonesia-ku
(oleh;Historya Ardiyanti)
sumber:
http://blackfiles.mywapblog.com/asalpapua.xhtml
http://www.bimbingan.org/arti-irian-jaya.htm
http://www.hubert-herald.nl/Papua.htm
Jumat, 14 Februari 2014
Ashfall caused by Kelud
this entry will be written in English, maybe you'll find some wrong grammars on this but please enjoy it!
Kelud's erupted last night (about 10pm, western indonesian time), and the impact is not only in Kediri itself but also happens in some cities in java island. My town, Purworejo, located in Central Java also got the impact of it, I woke up at about 5am and found that the sky was totally dark during ashfall. It was Friday so i had to go to school but when i wanted to go at about a quarter to seven the sky was totally dark with no sunlight at all. So I decided not to go, it was too dangerous cz we could not even see the road.
Kelud's erupted last night (about 10pm, western indonesian time), and the impact is not only in Kediri itself but also happens in some cities in java island. My town, Purworejo, located in Central Java also got the impact of it, I woke up at about 5am and found that the sky was totally dark during ashfall. It was Friday so i had to go to school but when i wanted to go at about a quarter to seven the sky was totally dark with no sunlight at all. So I decided not to go, it was too dangerous cz we could not even see the road.
Me and my brother were looking for some pictures, it's not our first time to have ashfall, it happened 3 years ago when Merapi had erupted and caused some troubles. This is the best time for us to reflect on ourselves that we (humans) are just creatures with no power against nature, we were being too naive to understand this current situation. Astagfirullah..
And here, i've got some pictures about ashfall in my town;
And here, i've got some pictures about ashfall in my town;
^and this is my school, covered with ash. we got a day off
^at the front gate of my school, like sepia isn't!? hahha awesome, my friend took this pic
^along the road in school
^and this lovely basketball field
^i digged the ash and it was so thick
^beside my house
^some people cleaned up the road
^i went to take some pics, but i couldn't even see the road 15m in front of my eyes. that was terrible but great!
^and this is me!
"Alif, Lam, Meem, Ra. These are the verses of the Book; and what has been revealed to you from your Lord is the truth, but most of the people do not believe. (1) It is Allah who erected the heavens without pillars that you [can] see; then He established Himself above the Throne and made subject the sun and the moon, each running [its course] for a specified term. He arranges [each] matter; He details the signs that you may, of the meeting with your Lord, be certain. (2) And it is He who spread the earth and placed therein firmly set mountains and rivers; and from all of the fruits He made therein two mates; He causes the night to cover the day. Indeed in that are signs for a people who give thought. (3) And within the land are neighboring plots and gardens of grapevines and crops and palm trees, [growing] several from a root or otherwise, watered with one water; but We make some of them exceed others in [quality of] fruit. Indeed in that are signs for a people who reason. (4) And if you are astonished, [O MuĂșammad] - then astonishing is their saying, "When we are dust, will we indeed be [brought] into a new creation?" Those are the ones who have disbelieved in their Lord, and those will have shackles upon their necks, and those are the companions of the Fire; they will abide therein eternally. (5)"
Selasa, 11 Februari 2014
Pengalaman Menjadi Joki Relawan
Kejadian ini terjadi tadi siang, saya sekarang merupakan anak kelas 3 di suatu SMA di pesisir pantai Selatan Jawa. Mungkin tidak well-known di telinga masyarakat luar ya hehehe..
Cerita dimulai dengan adanya sebuah tes masuk universitas swasta terkenal di daerah Jogja yang menggunakan sistim online, universitas ini termasuk salah satu universitas Swasta paling terkenal di Indonesia, mereka membuka jalur masuk untuk mereka yang 'punya uang'. Tesnya-pun cukup mudah, si pendaftar hanya perlu mendaftar dan kemudian ia akan mendapatkan nomor pin yg akan digunakan untuk tes online. Namun penyelenggara tes online ini hanya dilakukan oleh beberapa sekolah, salah satunya SMA saya (hanya sebagai tempat melakukan tes, itupun di lab TIK kami).
Singkat cerita saya sedang di lab. bahasa, tiba-tiba guru BK saya masuk dan bertanya "Di sini siapa yang pintar bahasa inggris?", sontak teman-teman saya mengajukan 2 nama, yaitu teman saya dan saya sendiri. Sebenarnya skill saya tak beda jauh dengan murid pada umumnya, yah.. normal. Akhirnya saya disuruh guru BK saya untuk 'membantu' anak anak dari luar kota yg ingin melakukan tes ini. Mungkin definisi 'membantu' kurang tepat, karena pada dasarnya si pendaftar sama sekali tidak mengerjakan soal.. tapi saya dan teman teman sayalah yang mengerjakannya. Sudah menjadi rahasia umum, sistim tes seperti ini memang tidak begitu mempertimbangkan 'siapa yang mengerjakan' atau 'jujur kah dalam mengerjakan'.. namun lebih kepada 'who has the money?' and 'how much can you pay for this univ?'.
Soal terdiri atas 100 soal berisi soal TPA, Agama Islam, Matematika Dasar, dan Bahasa Inggris. Tingkat kesulitannya pun tak seberapa, untuk matematika hanya sebagian dari materi SMA saja yg keluar, yang lain dapat dilogika, dalam mengerjakannya pun mereka diburu oleh waktu. Alhasil saya dan teman teman saya buru-buru mengerjakan soal soal itu, karena tes itu berlangsung ketika jam KBM, jadi tak semua dari teman saya bertahan karena lebih memilih mengikuti KBM di kelas, dan tersisalah hanya saya dan 3 anak lainnya. Saya yang sebelumnya hanya memfokuskan diri pada bahasa inggris kini mulai membabi buta mengerjakan matematika dan TPA.
Sekitar pukul 12 kurang, tes pun berakhir dengan luapan rasa lega bagi pada si pendaftar karena mereka semua lulus dan dari saya serta teman teman saya karena akhirnya dapat menghirup nafas lega tanpa diburu waktu. Para peserta yg semuanya dari luar kota itu akhirnya menampakkan mimik bahagia mereka seraya berterima kasih, kami pun antara lega dan bahagia karena mendapatkan latihan soal tak bedanya dengan mereka. Entah legal atau illegal apa yang kami lakukan tadi siang, namun jika dilihat baik baik dan dicermati, sistim tes seperti ini menurut saya hanya sistim 'pencari uang' karena mayoritas pendaftar yg menggunakan sistim ini adalah mereka yang 'mencari aman' untuk SNMPTN/SBMPTN.
Saya sempat ditawari oleh guru BK saya untuk mengikuti tes ini, tapi saya tolak mentah mentah, selain membutuhkan uang sumbangan yang tak sedikit, universitas swasta ini juga terlampau mahal, guru BK saya menganjurkan hal itu karena saya peringkat tengah tengah di angkatan saya (saya IPS, dari 9 kelas, hanya ada 2 kelas IPS di sekolah saya). Namun entah karena terlalu percaya diri atau terlalu cuek (hahahahha) saya tetap incar sesuatu yang lebih tinggi. Mungkin impian ini akan saya tulis lagi sekitar 5 bulan lagi, meraih mimpi itu bagai memasukkan bumbu dalam adonan, sedikit demi sedikit usaha dan doa akan menghasilkan cita rasa yang menyenangkan. Akan kemanakah saya berjalan? saa.. who knows :)
Cerita dimulai dengan adanya sebuah tes masuk universitas swasta terkenal di daerah Jogja yang menggunakan sistim online, universitas ini termasuk salah satu universitas Swasta paling terkenal di Indonesia, mereka membuka jalur masuk untuk mereka yang 'punya uang'. Tesnya-pun cukup mudah, si pendaftar hanya perlu mendaftar dan kemudian ia akan mendapatkan nomor pin yg akan digunakan untuk tes online. Namun penyelenggara tes online ini hanya dilakukan oleh beberapa sekolah, salah satunya SMA saya (hanya sebagai tempat melakukan tes, itupun di lab TIK kami).
Singkat cerita saya sedang di lab. bahasa, tiba-tiba guru BK saya masuk dan bertanya "Di sini siapa yang pintar bahasa inggris?", sontak teman-teman saya mengajukan 2 nama, yaitu teman saya dan saya sendiri. Sebenarnya skill saya tak beda jauh dengan murid pada umumnya, yah.. normal. Akhirnya saya disuruh guru BK saya untuk 'membantu' anak anak dari luar kota yg ingin melakukan tes ini. Mungkin definisi 'membantu' kurang tepat, karena pada dasarnya si pendaftar sama sekali tidak mengerjakan soal.. tapi saya dan teman teman sayalah yang mengerjakannya. Sudah menjadi rahasia umum, sistim tes seperti ini memang tidak begitu mempertimbangkan 'siapa yang mengerjakan' atau 'jujur kah dalam mengerjakan'.. namun lebih kepada 'who has the money?' and 'how much can you pay for this univ?'.
Soal terdiri atas 100 soal berisi soal TPA, Agama Islam, Matematika Dasar, dan Bahasa Inggris. Tingkat kesulitannya pun tak seberapa, untuk matematika hanya sebagian dari materi SMA saja yg keluar, yang lain dapat dilogika, dalam mengerjakannya pun mereka diburu oleh waktu. Alhasil saya dan teman teman saya buru-buru mengerjakan soal soal itu, karena tes itu berlangsung ketika jam KBM, jadi tak semua dari teman saya bertahan karena lebih memilih mengikuti KBM di kelas, dan tersisalah hanya saya dan 3 anak lainnya. Saya yang sebelumnya hanya memfokuskan diri pada bahasa inggris kini mulai membabi buta mengerjakan matematika dan TPA.
Sekitar pukul 12 kurang, tes pun berakhir dengan luapan rasa lega bagi pada si pendaftar karena mereka semua lulus dan dari saya serta teman teman saya karena akhirnya dapat menghirup nafas lega tanpa diburu waktu. Para peserta yg semuanya dari luar kota itu akhirnya menampakkan mimik bahagia mereka seraya berterima kasih, kami pun antara lega dan bahagia karena mendapatkan latihan soal tak bedanya dengan mereka. Entah legal atau illegal apa yang kami lakukan tadi siang, namun jika dilihat baik baik dan dicermati, sistim tes seperti ini menurut saya hanya sistim 'pencari uang' karena mayoritas pendaftar yg menggunakan sistim ini adalah mereka yang 'mencari aman' untuk SNMPTN/SBMPTN.
Saya sempat ditawari oleh guru BK saya untuk mengikuti tes ini, tapi saya tolak mentah mentah, selain membutuhkan uang sumbangan yang tak sedikit, universitas swasta ini juga terlampau mahal, guru BK saya menganjurkan hal itu karena saya peringkat tengah tengah di angkatan saya (saya IPS, dari 9 kelas, hanya ada 2 kelas IPS di sekolah saya). Namun entah karena terlalu percaya diri atau terlalu cuek (hahahahha) saya tetap incar sesuatu yang lebih tinggi. Mungkin impian ini akan saya tulis lagi sekitar 5 bulan lagi, meraih mimpi itu bagai memasukkan bumbu dalam adonan, sedikit demi sedikit usaha dan doa akan menghasilkan cita rasa yang menyenangkan. Akan kemanakah saya berjalan? saa.. who knows :)
Langganan:
Postingan (Atom)