Setelah sedikit lelah dengan kegiatan kampus, saya merasa membutuhkan sedikit refreshing diri dengan mencoba berganti suasana. Tapi sepertinya hal itu sulit terealisasikan di waktu-waktu yang krusial seperti ini. Baru-baru ini salah seorang dari teman saya meminta saya untuk menjadi salah satu pengawas Try Out SMA Simultan karena adanya kekurangan SDM. Dengan setengah hati antara iba dan tidak rela, sayapun memaksakan diri untuk mengikutsertakan diri.
Tadi pagi saya melihat sebuah status teman saya di Line tentang; mempertahankan satu kemungkinan dari seribu kemustahilan. Sangat menginspirasi sekali, kita emang tidak akan pernah tahu dimana miracle dan impian besar itu akan terwujud. Saya pun masih mengharapkannya.
Sekitar jam 8 pagi tadi saya berangkat ke kampus seperti biasa, saya melewati fakultas peternakan dan kedokteran hewan. Tiba-tiba saya ingeng mampir ke Agro Mart untuk sekedar membeli yogurt atau susu hasil dari produksi ternak anak peternakan, ternyata hasilnya tidak mengecewakan. Produk mereka dijual dengan tampilan lucu dan murah, sangat terjangkau dengan kantong mahasiswa. Saya berencana untuk mengajak beberapa kawan saya untuk mencoba bisnis susu dan yogurt ini, semoga saja bisa berjalan dengan lancar. Itung-itung buat nabung dan mengurangi biaya makan.
Suasana kampus sedang penuh dengan aura politik dan pemilu. Saya dan Puspita bekerjasama merencanakan acara debat internal BEM FEB, saya harap acara akan berjalan dengan lancar dan seru. Hingga kini saya masih meragukan kedudukan BEM FEB yang setara dengan HMJ, jika semua setara, lalu siapa yang akan mengatur dan mengawasi? Saya berharap angkatan-angkatan kedepan dapat menysuaikan kebutuhan mahasiswanya, bukan hanya mereneruskan apa yang ia dapat dari angkatan sebelumnya. Bukan bermaksud inovasi, tapi menurut saya, sistem ada bukan untuk meneruskan yang lama, tapi disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan oleh anggota dan mahasiswanya. That's what i think.
Saya masih mencoba menjari jasa toefl gratis, atau setidaknya murah. Tidak enak rasanya kalau meminta hal seperti ini pada orang tua, padahal ini hanya keinginan dan kehendak pribadi. Saya sendiri merasa skill bahaa inggris saya masih belum cukup, tapi saya akan terus belajar sunguuh-sungguh.
Saya ingin lebih dekat dengan Tuhan, tak tahan rasa ini bila mengingat saya akan mati tiba-tiba tanpa tahu kapan, entah bekal apa yang saya tumpuk akan berguna atau akan menjerumuskan diri saya sendiri. Mungkin saya lah yang lemah terhadap godaan setan, saya masih lemah dengan hawa nafsu diri saya sendiri. Saya merindukan puasa sunah Senin-Kamis, saya rindu suasana agamis ala SMA, saya rindu dnegan teman-teman yang selalu mengajak saya sholat dhuha dan mengingatkan saya untuk sholat tahajud, saya rindu dengan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang didendanngkan ibu saya, saya rindu ketika adek saya mencoba menghafalkan surat-surat Al-Qur'an, saya rindu Islam, saya rindu Allah.
----------------------
Rabu, 19 November 2014
Rabu, 12 November 2014
Pieces of My Life (?)
In this past 3 months, i've been a student of a good university in my country (or at least people think that way).
Saya masih mengingat masa-masa 8 bulan yang lalu, di mana saya masih menjadi seorang siswa SMA yang (tidak) siap menjalani ujian nasional. Saya menghabiskan waktu kelas 3 saya di SMA untuk membaca novel, buku-buku non-SMA (filsafat, psikologi, ilmu sejarah, maupun ilmu tanah), manga online, dan kitab kalkulus yang dulu menjadi pegangan saya sementara untuk sekedar mengisi waktu dikala pelajaran geografi yang membosankan. Saya yang mendapatkan peringkat parallel 32 dari 63 siswa IPS seluruh angkatan sudah merasa bahkan undangan bukanlah jalan terbaik saya untuk mendapatkan kuliah yang layak. Walau jika memang saya bisa menurunkan grade sedikit saja, beberapa universitas baik 'mungkin' masih mau menampung diri yang malas belajar ini, but i didn't think it was the best way for me.
Sejujurnya, saya payah di akuntansi dan selalu tidur di mata pelajaran geografi, remedi rapot matematika di kelas 10, dan mendapat peringkat nomor 2 paling bawah di kelas 10 pula. Saya sempat mencoba belajar bahasa jepang di kelas 3 SMA, namun menyerah satu bulan kemudian. Saya pernah mengikuti lomba karya tulis sejarah tingkat regional (dan itu adalah makalah pertama saya) dan berakhir dengan tangan hampa. Saya tidak pernah mengikuti lomba akademik, sejauh yang saya ingat, semua lomba yang pernah saya ikuti hanyalah lomba pramuka dan karya tulis (walau cuma sekali). Saya tidak pernah mendapatkan rangking kecuali di kelas 8 semester 2 dimana saya mendapatkan rangkin 10 dan ketika UAS-BN SD dimana saya mendapatkan NEM 28,35 (dari 3 mata pelajaran) yang menempatkan saya di peringkat 3 sesekolah.
Dengan semua record yang telah saya cantumkan, you can say that I'm totally a normal person.
Kembali ke beberapa bulan yang lalu, saya tidak pernah les selama menghadapi ujian nasional SMA, saya terlalu malas untuk membuang waktu saya untuk les, dan ibu saya selalu merasa khawatir dengan anaknya ketika itu. Saya telah menargetkan untuk mengincar beasiswa Mitsui Bussan dan Monbukagakushou walau berakhir dengan kegagalan. Saya mengikuti SBMPTN (ujian masuk universitas negeri untuk seluruh calon mahasiswa se-Indonesia) dan lolos pada pilihan kedua pada Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Diponegoro, Semarang, but at that time.. i felt like that was not my way. Dan benar saja, di lain jalan, saya lolos Ujian Tulis di Universitas Gadjah Mada pada jurusan Ilmu Ekonomi. Saya merasa itulah tujuan terendah saya karena tujuan saya yang utama adalah study abroad. Bahkan saya sempat galau dengan diterimanya saya disana, bukan hanya karena idealisme semata, kuliah di UGM yang sekarang berbasis UKT justru membuat orang tua saya harus membayar uang kuliah yang jauh lebih mahal, dalam satu tahun saya harus membayar 18 juta hanya untuk uang kuliah. Itu jauhhhhh lebih mahal dari sistem 2 tahun yang lalu dimana kakak saya yang kuliah Akuntansi di UGM hanya diharuskan membayar tidak lebih dari 3 juta dari total semua dana dalam setahun. Karena UGM membebankan biaya kuliah yang sama, baik untuk mahasiswa undangan maupun ujian tulis, hal itu bedampak sama pula pada beberapa kawan saya.
Saya masih merasa ganjil dengan kondisi saya sekarang. Saya menjadi mahasiswa aktif di kampus. Saya telah menjadi bagian dari Badan Eksekutif Mahasiwa FEB UGM, sempat menjadi panitia Kompetisi Ekonomi Nasional, panitia FSDE International Seminar, menjadi wakil ketua angkatan (bukan jabatan yang penting sebenarnya), dan sekarang sedang disibukkan dengan persiapan acara besar di akhir tahun dan acara angkatan di akhir bulan November. Saya adalah salah satu orang yang membenci politik dan kekuasaan, baru-baru ini ada seorang kandidat ketua yang menyuruh saya membujuk teman saya untuk menjadi tim suksesnya, dan jika ia gagal mendapatkannya, ia ingin saya menggantikannya sebagai wakil dari jurusan saya. Saya selalu berpikir berpolitik itu sangat membuang-buang waktu saya, saya selalu hanya ingin menjadi pengajar di suatu unversitas, mengadakan penelitian dan pembelajaran, keliling dunia, melihat banyak hal, dan menjadi istri dan ibu yang baik bagi keluarga nanti. Namun itu hanyalah idealisme saya semata, tapi harapan bukan ada hanya untuk dikenang, idealisme tidak selalu ada untuk diremehkan. Sedangkan menjauh dari politik sepertinya sesuatu hal yang mustahil, belum lama ini saya beserta kawan saya di amanahi untuk menjadi penanggung jawab pemilu tingkat jurusan, namun saya menyerahkan hak itu padanya demi keefektifan koordinasi (dan karena saya terlalu malas untuk sibuk di akhir tahun). Menjadi aktifis selama 2 bulan ini telah membuat saya muak dengan kehidupan sok-penting ala mahasiswa, saya hanya ingin belajar dan membaca buku, serta sekali-kali hang out atau nonton film.
17 tahun hidup saya saya habiskan di Purworejo dan Jogja, dua kota bersebelahan yang hanya butuh waktu 1 jam dengan kereta, ditambah dua kali ke Bali untuk berlibur selama 5 hari. Saya tidak pernah naik pesawat, dan selalu merasa takut dengan luasnya lautan, saya bisa berenang namun terlalu takut untuk berenang di air dalam. Saya beberapa kali ingin menulis novel atau membuat manga tapi selalu bosan di tengah jalan. Saya selalu mempertanyakan bakat saya yang sebenarnya namun melupakan pertanyaan itu 3 jam kemudian.
Baru-baru ini saya mendapatkan informasi beasiswa baru. Mungkin tahun ini saya akan mencobanya lagi, saya tidak tahan dnegan biaya 18juta setahun yg harus di emban orang tua saya, setidaknya saya ingin mengurangi beban mereka dan berusaha hidup mandiri dan menjadi orang kaya yang kelak akan merawat orang tua saya dikala meraka tua nanti. Hati seorang anak memang tidak pernah terlepas dari kasih sayang orang tua mereka.
Banyak kawan saya yang telah tersebar di pelosok negeri dan dunia, meraih asa mereka masing-masing, menjalani jalan mereka masing-masing, semua mempertanyakan masa depan dan harapan, serta selalu galau dengan ketidakpastian. It goes the same way for me, I'm going to continue my life and do the right choice on the right place. Bismillah.
Saya masih mengingat masa-masa 8 bulan yang lalu, di mana saya masih menjadi seorang siswa SMA yang (tidak) siap menjalani ujian nasional. Saya menghabiskan waktu kelas 3 saya di SMA untuk membaca novel, buku-buku non-SMA (filsafat, psikologi, ilmu sejarah, maupun ilmu tanah), manga online, dan kitab kalkulus yang dulu menjadi pegangan saya sementara untuk sekedar mengisi waktu dikala pelajaran geografi yang membosankan. Saya yang mendapatkan peringkat parallel 32 dari 63 siswa IPS seluruh angkatan sudah merasa bahkan undangan bukanlah jalan terbaik saya untuk mendapatkan kuliah yang layak. Walau jika memang saya bisa menurunkan grade sedikit saja, beberapa universitas baik 'mungkin' masih mau menampung diri yang malas belajar ini, but i didn't think it was the best way for me.
Sejujurnya, saya payah di akuntansi dan selalu tidur di mata pelajaran geografi, remedi rapot matematika di kelas 10, dan mendapat peringkat nomor 2 paling bawah di kelas 10 pula. Saya sempat mencoba belajar bahasa jepang di kelas 3 SMA, namun menyerah satu bulan kemudian. Saya pernah mengikuti lomba karya tulis sejarah tingkat regional (dan itu adalah makalah pertama saya) dan berakhir dengan tangan hampa. Saya tidak pernah mengikuti lomba akademik, sejauh yang saya ingat, semua lomba yang pernah saya ikuti hanyalah lomba pramuka dan karya tulis (walau cuma sekali). Saya tidak pernah mendapatkan rangking kecuali di kelas 8 semester 2 dimana saya mendapatkan rangkin 10 dan ketika UAS-BN SD dimana saya mendapatkan NEM 28,35 (dari 3 mata pelajaran) yang menempatkan saya di peringkat 3 sesekolah.
Dengan semua record yang telah saya cantumkan, you can say that I'm totally a normal person.
Kembali ke beberapa bulan yang lalu, saya tidak pernah les selama menghadapi ujian nasional SMA, saya terlalu malas untuk membuang waktu saya untuk les, dan ibu saya selalu merasa khawatir dengan anaknya ketika itu. Saya telah menargetkan untuk mengincar beasiswa Mitsui Bussan dan Monbukagakushou walau berakhir dengan kegagalan. Saya mengikuti SBMPTN (ujian masuk universitas negeri untuk seluruh calon mahasiswa se-Indonesia) dan lolos pada pilihan kedua pada Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Diponegoro, Semarang, but at that time.. i felt like that was not my way. Dan benar saja, di lain jalan, saya lolos Ujian Tulis di Universitas Gadjah Mada pada jurusan Ilmu Ekonomi. Saya merasa itulah tujuan terendah saya karena tujuan saya yang utama adalah study abroad. Bahkan saya sempat galau dengan diterimanya saya disana, bukan hanya karena idealisme semata, kuliah di UGM yang sekarang berbasis UKT justru membuat orang tua saya harus membayar uang kuliah yang jauh lebih mahal, dalam satu tahun saya harus membayar 18 juta hanya untuk uang kuliah. Itu jauhhhhh lebih mahal dari sistem 2 tahun yang lalu dimana kakak saya yang kuliah Akuntansi di UGM hanya diharuskan membayar tidak lebih dari 3 juta dari total semua dana dalam setahun. Karena UGM membebankan biaya kuliah yang sama, baik untuk mahasiswa undangan maupun ujian tulis, hal itu bedampak sama pula pada beberapa kawan saya.
Saya masih merasa ganjil dengan kondisi saya sekarang. Saya menjadi mahasiswa aktif di kampus. Saya telah menjadi bagian dari Badan Eksekutif Mahasiwa FEB UGM, sempat menjadi panitia Kompetisi Ekonomi Nasional, panitia FSDE International Seminar, menjadi wakil ketua angkatan (bukan jabatan yang penting sebenarnya), dan sekarang sedang disibukkan dengan persiapan acara besar di akhir tahun dan acara angkatan di akhir bulan November. Saya adalah salah satu orang yang membenci politik dan kekuasaan, baru-baru ini ada seorang kandidat ketua yang menyuruh saya membujuk teman saya untuk menjadi tim suksesnya, dan jika ia gagal mendapatkannya, ia ingin saya menggantikannya sebagai wakil dari jurusan saya. Saya selalu berpikir berpolitik itu sangat membuang-buang waktu saya, saya selalu hanya ingin menjadi pengajar di suatu unversitas, mengadakan penelitian dan pembelajaran, keliling dunia, melihat banyak hal, dan menjadi istri dan ibu yang baik bagi keluarga nanti. Namun itu hanyalah idealisme saya semata, tapi harapan bukan ada hanya untuk dikenang, idealisme tidak selalu ada untuk diremehkan. Sedangkan menjauh dari politik sepertinya sesuatu hal yang mustahil, belum lama ini saya beserta kawan saya di amanahi untuk menjadi penanggung jawab pemilu tingkat jurusan, namun saya menyerahkan hak itu padanya demi keefektifan koordinasi (dan karena saya terlalu malas untuk sibuk di akhir tahun). Menjadi aktifis selama 2 bulan ini telah membuat saya muak dengan kehidupan sok-penting ala mahasiswa, saya hanya ingin belajar dan membaca buku, serta sekali-kali hang out atau nonton film.
17 tahun hidup saya saya habiskan di Purworejo dan Jogja, dua kota bersebelahan yang hanya butuh waktu 1 jam dengan kereta, ditambah dua kali ke Bali untuk berlibur selama 5 hari. Saya tidak pernah naik pesawat, dan selalu merasa takut dengan luasnya lautan, saya bisa berenang namun terlalu takut untuk berenang di air dalam. Saya beberapa kali ingin menulis novel atau membuat manga tapi selalu bosan di tengah jalan. Saya selalu mempertanyakan bakat saya yang sebenarnya namun melupakan pertanyaan itu 3 jam kemudian.
Baru-baru ini saya mendapatkan informasi beasiswa baru. Mungkin tahun ini saya akan mencobanya lagi, saya tidak tahan dnegan biaya 18juta setahun yg harus di emban orang tua saya, setidaknya saya ingin mengurangi beban mereka dan berusaha hidup mandiri dan menjadi orang kaya yang kelak akan merawat orang tua saya dikala meraka tua nanti. Hati seorang anak memang tidak pernah terlepas dari kasih sayang orang tua mereka.
Banyak kawan saya yang telah tersebar di pelosok negeri dan dunia, meraih asa mereka masing-masing, menjalani jalan mereka masing-masing, semua mempertanyakan masa depan dan harapan, serta selalu galau dengan ketidakpastian. It goes the same way for me, I'm going to continue my life and do the right choice on the right place. Bismillah.
Kamis, 23 Oktober 2014
Log Out Button pada League of Angels ??
Akhirnya karena lelah saya pun menutup window dengan berharap cemas dan mencoba log in, namun, damn! i started from lvl 0!
Mungkin saya memang ditipu oleh pemain lain atau memang tidak ada log out button?
Saya mencari info dan ternyata adaaaaa saja yg mempunyai masalah seperti ini..
Saya mencari info dan ternyata adaaaaa saja yg mempunyai masalah seperti ini..
Padahal lagi pingin belajar main game, somehow ini sedih banget... Jika ada yg tahu bagaimana log out game ini dengan benar atau log in lagi dengan akun yg sama, akan lebih menyenangkan jika memberitahu saya yang belum berpengalaman ini. hadehhh (-___-) 4 jam yang sia-sia...
Rabu, 22 Oktober 2014
PENAWARAN DAN PERMINTAAN PASAR
HISTORYA
ARDIYANTI
ILMU EKONOMI
KEKUATAN PENAWARAN DAN PERMINTAAN
PASAR
Pasar
Kompetitif adalah pasar yang di dalamnya banyak pembeli dan
penjual sehingga masing-masing pembeli dan penjual memiliki pengaruh yang
sangat kecil terhadap harga pasar.
Pasar
Kompetisi Sempurna adalah pasar yang memperjualkan barang yang sama dengan
banyaknya penjual dan pembeli yang memonopoli harga pasar.
Pasar
Kompetisi Tidak Sempurna adalah pasar dimana salah satu pihak mendominasi atau
bahkan memonopoli harga pasar.
PERMINTAAN
Hukum Permintaan
berbunyi “jika semua hal dibiarkan sama,
ketika harga suatu barang meningkat, maka jumlah permintaannya akan menurun”.
Jumlah
Permintaan adalah jumlah barang yang rela dan mampu dibayar oleh pembeli.
Skedul
Permintaan adalah tabel yang menunjukan hubungan antara harga suatu barang
dengan jumlah permintaan barang tersebut.
Variabel yang dapat
menggeser kurva permintaan;
a.
Pendapatan
b.
Harga barang terkait
(subtitusi/komplementer)
c.
Selera
d.
Harapan
e.
Jumlah pembeli
PENAWARAN
Hukum Penawaran
berbunyi; “jika semua hal dibiarkan sama,
ketika harga suatu barang meningkat ,maka jumlah penawaran akan meningkat.”
Jumlah
Penawaran adalah jumlah barang yang rela dan mampu dijual oleh penjual.
Skedul
Penawaran adaah tabel yang menunjukkan hubungan antara harga suatu barang
dengan jumlah penawaran barang tersebut.
Variabel yang dapat
menggeser kurva penawaran;
a.
Harga Input
b.
Teknologi
c.
Harapan
d.
Jumlah penjual
10 Prinsip Ekonomi
BAB 1 (Principles of Economics; oleh Gregory Mankiw)
OICOSNOMOS---Ă
Ilmu yang mengatur
rumah tangganya sendiri.
10
PRINSIP EKONOMI
1. Manusia
selalu menghadapi trade-off
Manusia
akan selalu mengalami trade-off (pertukaran), bukan hanya dalam bentuk uang
dengan barang dan jasa, namun dapat juga berupa suatu peluang dengan kegiatan
lain. Sebagai contoh, Ani menggunakan waktu yang seharusnya dapat ia gunakan
untung bermain dan berbelanja dengan belajar dan menonton film. Manusia selalu
mencari efisiensi dalam mencapai tujuan, efisiensi adalah mendapatkan
keuntungan maksimum dengan menggunakan sumber yang terbatas.
2. Biaya
suatu hal adalah sebesar berapa banyak biaya yang Anda korbankan untuk
mendapatkannya.
Dikarenakan
manusia selalu mengalami trade-off, dalam membuat keputusan dibutuhkan
pertimbangan antara harga dan keuntungan yang didapat dari melakukan kegiatan
tersebut. Walaupun pada beberapa kasus, harga dari suatu tindakan tidak sealu
sama seperti saat ketika melihatnya pertama kali, harga tersebut dapat berubah
seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan kondisi sekitar.
3. Orang
rasional selalu berpikir pada batas-batas
Orang
rasional akan berpikir jika dunia tidak selalu hitam dan putih, terkadang akan
muncul abu-abu di dalam sebuah pilihan. Sebagaimana jika Anda ingin makan; Anda
tidak hanya mempunyai dua pilihan untuk berpuasa atau makan dengan rakus, namun
Anda cukup hanya dengan makan secukupnya. Manusia rasional adalah mereka yang
merencanakan dan melakukan segala usaha terbaiknya untuk dapat menggapai
keinginannya.
4. Manusia
merespon pada insentif.
Manusia
akan mau melakukan jika ada insentif
yang diterimanya. Sebuah insentif adalah sesuatu yang mendorong manusia untuk
melakukan suatu tindakan , dapat berupa penghargaan maupun hukuman. Insentif
berperan penting dalam pembelajaran
ekonomi, karena manusia rasional membuat keputusan dnegan membandingkan biaya dan
keuntungan, maka secara tidak langsung mereka telah merespon insentif.
5. Perdagangan
akan membuat manusia menjadi lebih baik.
Jika
tidak ada pertukaran (perdagangan) maka manusia diharuskan untuk memproduksi
seluruh kebutuhannya sendiri, sedangkan hal itu snagat tidak mungkin. Manusia membutuhkan
orang lain untuk memenuhi kebutuhannya.
6. Pasar
adalah tempat terbaik untuk mengorganisasikan aktivitas ekonomi.
Kegiatan
ekonomi akan menjadi lebih baik jika diorganisasikan oleh pasar. Prinsip
ekonomi ini dilatar belakangi oleh runtuhnya Uni Soviet dan negara Eropa Timur
lainnya. Harga menentukan permintaan dan penawaran, dan hal inilah yang menjadi
inti dari pasar itu sendiri.
7. Pemerintah
terkadang dapat meningkatkan pendapatan
pasar.
Pemerintah
terkadang dapat menjadi stabilitator yang dapat mengatur atau melindungi
perekonomian pasar yang sedang kacau. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara
membuat berbagai kebijakan yang nantinya dapat menenangkan kondisi pasar yang
ada.
8. Standar
hidup suatu negara bergantung pada kemampuannya memproduksi barang dan jasa.
Semakin
banyak barang dan jasa yang dapat diproduksi oleh suatu negara, semakin besar
pula pendapatan dan pekerjaan yang tersedia dinegara tersebut, manusia menjadi
lebih aktif dalam menjari kemakmuran dan membuat standar hidup mereka menjadi
lebih tinggi.
9. Harga
naik ketika pemerintah mencetak uang terlalu banyak.
Semakin
banyak uang yang beredar, membuat nilai uang tersebut menjadi turun, inflasi
akan meraja lela dan penghargaan manusia akan uang menjadi turun (pada taraf
ekstrem). Oleh karena itu, pemerintah, melalui bank sentral, harus terus
mengatur jumlah uang yang beredar agar perekonomian menjadi stabil dan mencegah
inflasi hebat mengguncang.
10. Dalam
jangka pendek, inflasi dan pengangguran bergerak secara berlawanan.
Jika
inflasi naik, maka pengangguran akan turun, dan begitu pula sebaliknya.
“Ekonomi adalah cerminan dari
kehidupan manusia.”
-Historya Ardiyanti-
"Failure Makes It Perfect"
This is one of my quote; "Failure Makes It Perfect"
Sounds so pathetic isn't it? hahah indeed.
Do you have a dream? A wish? A desire?
Do you ever wake up and wonder: What would it be like to love life?
People can tell you “follow your dream,” but is anyone really doing it?
I have given up on my dreams lately, the dream about seeing the bigger world. It doesn't mean like only going abroad or having vacation, i mean, i want to see the world with not just from my own glasses but also everyone's. It's hard to explain it in words, I feel like I'm being caged by something, I'm struggling without knowing what i should aim for.
I always said that I have no interest in politic or something about gaining powers to control others. But bullshit... i lied. I have a big interest in gaining powers to control others. I like to see everything go like what i want (well, everyone does). But i still have no idea about my own goal. Can i stay doing my days and let the time to answer?
As I write this post, i don't even know which stage of life that i've been living in. Have I been someone as incredible as i was aiming for in past? Or will the-past-of-me be disappointed if know that i've turned to be like this? Let the life flows.. Let your opinion speaks as loud as it can... Let yourself step forward..
Step by step, I'm sure i can make it.
Sounds so pathetic isn't it? hahah indeed.
Do you have a dream? A wish? A desire?
Do you ever wake up and wonder: What would it be like to love life?
People can tell you “follow your dream,” but is anyone really doing it?
I have given up on my dreams lately, the dream about seeing the bigger world. It doesn't mean like only going abroad or having vacation, i mean, i want to see the world with not just from my own glasses but also everyone's. It's hard to explain it in words, I feel like I'm being caged by something, I'm struggling without knowing what i should aim for.
I always said that I have no interest in politic or something about gaining powers to control others. But bullshit... i lied. I have a big interest in gaining powers to control others. I like to see everything go like what i want (well, everyone does). But i still have no idea about my own goal. Can i stay doing my days and let the time to answer?
As I write this post, i don't even know which stage of life that i've been living in. Have I been someone as incredible as i was aiming for in past? Or will the-past-of-me be disappointed if know that i've turned to be like this? Let the life flows.. Let your opinion speaks as loud as it can... Let yourself step forward..
Step by step, I'm sure i can make it.
Jumat, 17 Oktober 2014
Awal Perkuliahan
Setelah lulus SMA dan melanjutkan studi di Jogja, saya sudah berniat ingin mencoba menjalani kehidupan baru sebagai seorang aktivis maupun akademis. Mengingat biaya kuliah yang saya keluarkan bukanlah nominal yang sedikit, merasa prihatin dengan orang tua yang sudah banting tulang siang-malam, sudah selayaknya bagi saya untuk memberikan yang terbaik dan mencari peluang untuk kedepannya nanti.
Saya mengambil konsentrasi Ilmu Ekonomi di Universitas Gadjah Mada, mengingat fakultas saya merupakan salah satu fakultas tersibuk karena event-nya yang luar biasa banyak, saya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini untuk menambah pengalaman dan pembelajaran non-akademik. Baru seminggu kuliah saya sudah menyertakan diri dalam kepanitiaan GMEF (Gadjah Mada Entrepreneurs Festival), cuman bermodal CV dan kemampuan standart Alhamdulillah lolos open recruitment. Hari-hari masih berjalan dengan (Akhamdulillah) lancar dan terkendali, walau gabut sudah menjadi makanan sehari-hari, berdatangan teman-teman dari penjuru daerah silih berganti, logat bicara kami pun menjadi ciri tersendiri. Minggu ketiga saya kuliah, saya bergabung dengan kepanitiaan FSDE (Forum Diskusi dan Studi Ekonomi). Saya menikmati kesibukan saya di kampus, namun sesibukkan apapun saya masih saja ada waktu untuk menonton anime berjam-jam maupun hang out dengan kawan hingga malam (cuma ke KFC sebenernya, beli float doang). Terdapat banyak sekali open recruitment di kampus saya, saya sendiri baru mengikuti 3 kepanitiaan di semester ini. Saya pun hanya mengikuti satu organisasi, BEM Fakultas Ekonomika dan Bisnis, tidak ada keinginan untuk menambah organisasi lagi, namun jika memang Allah SWT menginjinkan saya disini lebih lama, mungkin tahun depan saya ingin mendaftar Youth Finance, organisasi di luar kampus. Jika memang nasib saya memang di kampus ini...ya.. hahaha.. lol, saya masih ragu untuk hal yang satu ini.
Hari demi hari saya lalui, bertahap tahap itu pula saya mulai mencintai bidang studi yang saya tekuni. Jika mengingat masa SMA, melihat buku ekonomi mikro saja saya sudah merasa jijik, sekarang semua itu sudah bagaikan sarapan pagi. Berhubung rumah saya (Purworejo) tidak jauh dari jogja, saya selalu menyempatkan pulang ke rumah seminggu sekali, walau sempat beberapa kali saya bar pulang dua minggu sekali karena ada kegiatan. Kembali ke suasana rumah bagaikan mengisi ulang daya kerja saya untuk kembali ke dalam kehidupan kost dan kuliah. Minggu lalu saya sudah menyelesaikan ujian tengah semester yang Alhamdulillah berjalan lancar.
Ada salah satu quote dari dosen saya yang sangat mengena di hati saya: "Kalian harus sakti dulu di Indonesia kalau mau keluar negeri!". Kegagalan saya dalam mengikuti beberapa beasiswa luar negeri mungkin mendasari akan mengapa saya menyukainya, mungkin saya dituntut untuk 'sakti' dulu di negeri tercinta. Allah akan bersama orang-orang yang berusaha.
Rabu, 16 Juli 2014
Pasca SMA, Sekolah di mana?
LONG TIME NO SEE!!
entah sudah berapa bulan saya gak nge blog karena berbagai macam hal dari mulai ngurus jalus SNMPTN (yang berakhir dengan kegagalan), SBMPTN, UM Ugm, Um Undip, beasiswa monbukagakusho, beasiswa mitsui bussan, dan lain lain. Intinya saya menjalani berbagai macam sesi dan selalu dimulai dari kegagalan..
SNMPTN saya mengambil Ilmu Ekonomi UGM dan Akuntansi UNDIP, namun sejak masuk kelas 3 SMA saya memang mempunyai feeling bahwa saya tidak akan mendapatkan undangan,,, selain peringkat yg sangat pas-pasan, saya juga merasa kalau jalur undangan itu kurang menantang [cielaah..], dan terbukti--saya gagal mendapatkan undangan. FYI, penerima undangan di sekolah saya lumayan banyak.. sekitar 170an anak, jadi rada minder juga kalau gak dapet hahaha. Tapi jumlah itu menurun dari tahun lalu yang mencapai 200an anak. Sedang satu angkatan saya berjumlah 310 anak, dengan 63 anak ips dan sisanya anak ipa dan akselerasi. Setelah mendapati kenyataan yang pahit (gak sih, sebenernya biasa aja) akhirnya ibu saya menganjurkan untuk mencoba segala kesempatan, saya bahkan sempat di les-in di salah satu bimbel di jogjakarta selama satu bulan (walau saya terkenal sebagai tukang bolos disana). Oh ya, FYI again, saya punya impian besar yang sangaaaaatttttt ingin saya wujudkan dari dulu- SAYA INGIN KELILING DUNIA!!--namun bukan untuk jalan-jalan atau berbelanja, saya ingin belajar and see the bigger world. Ketika saya kelas 10 SMA saya bahkan sempat mengikuti ujian beasiswa AFS untuk ke amerika, namun gagal, dan di sebulan sebelum kelulusan saya juga mengikuti ujian Mitsui Bussan untuk ke Jepang, namun gagal di seleksi berkas, dan baru-baru ini saya mengikuti ujian tulis di UI untuk mendapatkan beasiswa monbukagakushou untuk ke Jepang, namun belum ada pengumuman resmi, hope i can make my dream comes true.
Setelah gagal snmptn, saya kemudian mengikuti ujian SBMPTN, UM UGM, dan STAN. 5 hari yang lalu telah diumumkan bahwa saya gagal selesti tertulis stan (saya juga rada gak niat sih), tapi untuk SBMPTN saya lolos di pilihan ke-2 yaitu; Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan UNDIP (Alhamdulillah), setidaknya saya punya pegangan untuk kedepan, lumayan lega lah. Dua hari lagi akan diumumkan pengumuman UM UGM, i hope for the best saja deh, dan pertengahan Agustus akan diumumkan soal beasiswa monbukagakushou [yang ini sangat saya nantikan]. Saya juga berencana untuk mendaftar EJU dan beasiswa KGSP untuk ke Korea. Tapi mungkin EJU butuh di pertimbangkan, dana yang dibutuhkan tidak main-main, setidaknya di tahun pertama tuition and fee bisa dipergunakan untuk membeli mobil, belum lagi di tambah uang hidup, sedang tokyo sendiri terkenal dengan biaya hidupnya yang sangat mahal. Mungkin saya memang mending perjuangkan yg KGSP, gak ada salahnya coba ke korea. Mungkin bagi sebagian orang 'belajar ke luar negeri' itu hal yang biaya dan normal, bukan sesuatu yang perlu kita banggakan.. namun saya belum sampai pada tahap dimana saya bisa menganggapnya normal, i have to make one step forward and make a progress. Ini bukan hanya impian sementara yang akan terlupakan, tapi sudah menjadi salah satu hal terbesar dalam hidup saya yang harus saya realisasikan. Yah, mari kita tunggu waktu untuk menjawab semuanya.
yah ini selingan, lampiran website hasil sbmptn saya. :)
--------------------------------------------------------------------------------
lanjut lagi, jadi ceritanya saya lolos UM Ugm, wah senangnya minta ampun. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat yang luar biasa. Semoga dengan ini cita-cita dan impian saya bisa terkabul. Aamiin..
[[Some people dream of success, while others wake up and work hard at it.]]
entah sudah berapa bulan saya gak nge blog karena berbagai macam hal dari mulai ngurus jalus SNMPTN (yang berakhir dengan kegagalan), SBMPTN, UM Ugm, Um Undip, beasiswa monbukagakusho, beasiswa mitsui bussan, dan lain lain. Intinya saya menjalani berbagai macam sesi dan selalu dimulai dari kegagalan..
SNMPTN saya mengambil Ilmu Ekonomi UGM dan Akuntansi UNDIP, namun sejak masuk kelas 3 SMA saya memang mempunyai feeling bahwa saya tidak akan mendapatkan undangan,,, selain peringkat yg sangat pas-pasan, saya juga merasa kalau jalur undangan itu kurang menantang [cielaah..], dan terbukti--saya gagal mendapatkan undangan. FYI, penerima undangan di sekolah saya lumayan banyak.. sekitar 170an anak, jadi rada minder juga kalau gak dapet hahaha. Tapi jumlah itu menurun dari tahun lalu yang mencapai 200an anak. Sedang satu angkatan saya berjumlah 310 anak, dengan 63 anak ips dan sisanya anak ipa dan akselerasi. Setelah mendapati kenyataan yang pahit (gak sih, sebenernya biasa aja) akhirnya ibu saya menganjurkan untuk mencoba segala kesempatan, saya bahkan sempat di les-in di salah satu bimbel di jogjakarta selama satu bulan (walau saya terkenal sebagai tukang bolos disana). Oh ya, FYI again, saya punya impian besar yang sangaaaaatttttt ingin saya wujudkan dari dulu- SAYA INGIN KELILING DUNIA!!--namun bukan untuk jalan-jalan atau berbelanja, saya ingin belajar and see the bigger world. Ketika saya kelas 10 SMA saya bahkan sempat mengikuti ujian beasiswa AFS untuk ke amerika, namun gagal, dan di sebulan sebelum kelulusan saya juga mengikuti ujian Mitsui Bussan untuk ke Jepang, namun gagal di seleksi berkas, dan baru-baru ini saya mengikuti ujian tulis di UI untuk mendapatkan beasiswa monbukagakushou untuk ke Jepang, namun belum ada pengumuman resmi, hope i can make my dream comes true.
Setelah gagal snmptn, saya kemudian mengikuti ujian SBMPTN, UM UGM, dan STAN. 5 hari yang lalu telah diumumkan bahwa saya gagal selesti tertulis stan (saya juga rada gak niat sih), tapi untuk SBMPTN saya lolos di pilihan ke-2 yaitu; Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan UNDIP (Alhamdulillah), setidaknya saya punya pegangan untuk kedepan, lumayan lega lah. Dua hari lagi akan diumumkan pengumuman UM UGM, i hope for the best saja deh, dan pertengahan Agustus akan diumumkan soal beasiswa monbukagakushou [yang ini sangat saya nantikan]. Saya juga berencana untuk mendaftar EJU dan beasiswa KGSP untuk ke Korea. Tapi mungkin EJU butuh di pertimbangkan, dana yang dibutuhkan tidak main-main, setidaknya di tahun pertama tuition and fee bisa dipergunakan untuk membeli mobil, belum lagi di tambah uang hidup, sedang tokyo sendiri terkenal dengan biaya hidupnya yang sangat mahal. Mungkin saya memang mending perjuangkan yg KGSP, gak ada salahnya coba ke korea. Mungkin bagi sebagian orang 'belajar ke luar negeri' itu hal yang biaya dan normal, bukan sesuatu yang perlu kita banggakan.. namun saya belum sampai pada tahap dimana saya bisa menganggapnya normal, i have to make one step forward and make a progress. Ini bukan hanya impian sementara yang akan terlupakan, tapi sudah menjadi salah satu hal terbesar dalam hidup saya yang harus saya realisasikan. Yah, mari kita tunggu waktu untuk menjawab semuanya.
--------------------------------------------------------------------------------
lanjut lagi, jadi ceritanya saya lolos UM Ugm, wah senangnya minta ampun. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat yang luar biasa. Semoga dengan ini cita-cita dan impian saya bisa terkabul. Aamiin..
Intinya, kita harus tetep berusaha dan berdoa. Sejujurnya saya selama kelas 3 SMA gak pernah les karena malas, cuma waktu mau ngadepin SBMPTN aja baru les.. itu aja tukang bolosan. Bukannya apa-apa, saya adalah tipe anak yang lebih suka belajar sendiri, karena kalau belajar bareng-bareng ujung-ujungnya malah ngobrol.
Kenalilah cara belajar kalian, hormati orang tua, dan jangan pernah putus asa. Sebuah keberhasilan tak akan manis bila kita belum pernah merasakan yang namanya kegagalan, kegagalan yang memberikan pelajaran dan harapan untuk masa depan.
Sekian, mungin jika saya dapat beasiswa jepangnya, saya akan membuat entry yang jauh lebih panjang lagi (hehehe aamiin). Semoga bermanfaat.
HISTORYA ARDIYANTI
[[Some people dream of success, while others wake up and work hard at it.]]
Minggu, 20 April 2014
Saya; Manusia Biasa
Sudah lama saya tidak menulis blog lagi setelah disibukkan dengan berbagai macam pernak-pernik TUC dan Ujian. Sekarang saya positif menjadi pengangguran terselubung setelah menyelesaikan Ujian Nasional dengan sepertinya kurang lancar. Yah, mari kita kesampingkan dahulu masalah ujian nasional, kawan.
Dalam entry kali ini saya hanya akan sedikit mengoceh tentang banyak hal. Dimulai dari kurangnya persiapan saya menghadapi tes ini-itu, betapa malasnya saya untuk memulai langkah baru, dan betapa seringnya saya mengeluh seperti sekarang ini.
Mimpi dan impian. Hal yang selalu diumbar dan dibanggakan para generasi muda saat ini, kebebasan akan pilihan membuat mereka dengan berani mengutarakan apa yang merea idamkan, tak begtu berbeda dengan saya. Impian yang selalu ingin saya capai, dan masa depan yang ingin saya wujudkan, namun tak dapat mengelak akan besarnya rencana Tuhan. Sedikit sekali usaha yang sudah saya lontarkan, dan begitu banyak waktu yang justru saya sia-siakan. Tentu saja saya menyadari akan semua itu, man jadda wa jadda, hanya itu yang membuat saya berpikir ulang untuk terus menggelorakan semangat dan usaha. Tuhan Maha Bijaksana, tak ada usaha yang sia-sia, ya.. se-simple itulah cerita hidup kita.
Ini adalah hari ke-4 setelah ujian nasional selesai, dan merupakan hari ke-4 saya dan teman-teman sekelas saya berpisah, memang tidak bisa dielakkan jika waktu tentu akan memisahkan. Kehidupan yang berbeda, jalan yang berbeda, cabang yang berbeda, tak ada yang sempurna.. sekalipun itu adalah ikatan yang dahulu kita anggap akan bertahan selamanya. Buka mata, hati, dan telinga, jelajahilah dunia, Tuhan tidak menciptakan dunia yang luas ini hanya untuk dihinggapi, namun untuk pula dijelajahi, sehingga kita dapat mengerti, betapa luar biasanya karunia ini.
Hari ini, dengan ditemani langit mendung dan segelas aqua, saya menulis blog di kamar lantai 2, masih belum juga beranjak dari laptop dan internet tercinta.. sahabat saya yang selalu menemani saya dimalam sungi nan gelap. Diri yang haus akan informasi dan relasi, tak akan dapat meninggalkan surga dunia bernama internet, saya termasuk makhluk termakan globalisasi yang tidak bisa move on dari posisi. Memang internet itu luar biasa.. mungkin 10 tahun lagi, akan tercipta jaringan yang lebih luar biasa dari ini, pasti.
Yahh, ternyata saya sudah malas untuk mengetik, sampai di sini dulu entry tidak penting ini.
Oh iya, saya akan melampirkan salah satu hadiah ulang tahun saya yang ke-17 dari salah satu teman saya. Hadiahnya berupa kue ulang tahun berbentuk laptop dengan char Edward Elrick, salah satu char anime favorit saya dari anime Fulmetal Alchemist Brotherhood, anime yang luar biasa!
Selamat malam,,
Semoga berguna.
(Histo)
Dalam entry kali ini saya hanya akan sedikit mengoceh tentang banyak hal. Dimulai dari kurangnya persiapan saya menghadapi tes ini-itu, betapa malasnya saya untuk memulai langkah baru, dan betapa seringnya saya mengeluh seperti sekarang ini.
Mimpi dan impian. Hal yang selalu diumbar dan dibanggakan para generasi muda saat ini, kebebasan akan pilihan membuat mereka dengan berani mengutarakan apa yang merea idamkan, tak begtu berbeda dengan saya. Impian yang selalu ingin saya capai, dan masa depan yang ingin saya wujudkan, namun tak dapat mengelak akan besarnya rencana Tuhan. Sedikit sekali usaha yang sudah saya lontarkan, dan begitu banyak waktu yang justru saya sia-siakan. Tentu saja saya menyadari akan semua itu, man jadda wa jadda, hanya itu yang membuat saya berpikir ulang untuk terus menggelorakan semangat dan usaha. Tuhan Maha Bijaksana, tak ada usaha yang sia-sia, ya.. se-simple itulah cerita hidup kita.
Ini adalah hari ke-4 setelah ujian nasional selesai, dan merupakan hari ke-4 saya dan teman-teman sekelas saya berpisah, memang tidak bisa dielakkan jika waktu tentu akan memisahkan. Kehidupan yang berbeda, jalan yang berbeda, cabang yang berbeda, tak ada yang sempurna.. sekalipun itu adalah ikatan yang dahulu kita anggap akan bertahan selamanya. Buka mata, hati, dan telinga, jelajahilah dunia, Tuhan tidak menciptakan dunia yang luas ini hanya untuk dihinggapi, namun untuk pula dijelajahi, sehingga kita dapat mengerti, betapa luar biasanya karunia ini.
Hari ini, dengan ditemani langit mendung dan segelas aqua, saya menulis blog di kamar lantai 2, masih belum juga beranjak dari laptop dan internet tercinta.. sahabat saya yang selalu menemani saya dimalam sungi nan gelap. Diri yang haus akan informasi dan relasi, tak akan dapat meninggalkan surga dunia bernama internet, saya termasuk makhluk termakan globalisasi yang tidak bisa move on dari posisi. Memang internet itu luar biasa.. mungkin 10 tahun lagi, akan tercipta jaringan yang lebih luar biasa dari ini, pasti.
Yahh, ternyata saya sudah malas untuk mengetik, sampai di sini dulu entry tidak penting ini.
Oh iya, saya akan melampirkan salah satu hadiah ulang tahun saya yang ke-17 dari salah satu teman saya. Hadiahnya berupa kue ulang tahun berbentuk laptop dengan char Edward Elrick, salah satu char anime favorit saya dari anime Fulmetal Alchemist Brotherhood, anime yang luar biasa!
Selamat malam,,
Semoga berguna.
(Histo)
Sabtu, 22 Februari 2014
Unimportant entry
Kelulusan, hal lumrah lagi wajib bagi seorang pelajar dari TK hingga Sarjana. Saya adalah seorang siswi SMA kelas 3 di pesisir pantai laut selatan. Sama seperti siswa-siswi lainnya di nusantara, hal kelulusan terkadang menjadi hal yang di nantikan dan di harukan.
Bukan, bukan maksud saya untuk menulis hal melankolis disini. Dalam entry hari ini saya hanya akan mengulas beberapa pedapat saya seputar hal-hal konyol di sekitar saya, yang entah harus kita tangisi atau isi dengan hal yang sedikit lebih berarti.
Naive yah.. satu kata yang dapat mewakili puluhan kalimat basi. Pernahkah anda mendengar kalimat afeksi dari berbagai kawan ketika kelulusan? kalimat tersebut mungkinlah hanya luapan emosi sementara, manusia terlus berkembang, tak hanya fisik.. namun juga pikiran. Sebuah perkembangan akan menghasilkan perubahan, tidak masalah perubahan itu baik atau buruk, setiap keputusan tak akan mutlak dipercaya oleh semua orang, pro dan kontra sudah bagai amplop dan perangko. Terlalu naive lah bila kita mengharapkan seseorang 'tetap pada kepribadiannya', apakah itu berarti kita tidak mengharapkan dirinya berkembang?
Banyak orang menggunakan celaan seperti; "Jadilah lebih dewasa!"
kalimat yang relatif bukan? entah bagian mana yang harus didewasakan, jika itu adalah emosi, maka kasus ini akan menjadi lebih ruyam. Sifat seperti mau mengalah, tegas, sopan ,amupun mudah bertolerir bukanlah tokok ukur kedewasaan yang tepat. Bukanlah emosi, namun dimana kita dapat menemtukan tindakan yang tepat pada situasi yang sedang kita almai untuk keuntungan pribadi. Kenapa peribadi? karena setiap seseorang mendapat keuntungan, tak dapat disangkal lagi, orang atau kelompok lain pastilah akan mendapat kerugian, pasti, entah apakah mereka sadar atau bukan, ikhlas atau tidak, dampat itu akan dirasakan. Keuntungan pribadi ini terkadang tidak hanya berlaku untuk individu seorang saja, namun beberapa pihak yang dengan sengaja kita untungkan entah untuk ketentraman hati sendiri atau untuk sebuah pilihan yang kita ambil.
Ada-ada saja (-__-)'
Bukan, bukan maksud saya untuk menulis hal melankolis disini. Dalam entry hari ini saya hanya akan mengulas beberapa pedapat saya seputar hal-hal konyol di sekitar saya, yang entah harus kita tangisi atau isi dengan hal yang sedikit lebih berarti.
Naive yah.. satu kata yang dapat mewakili puluhan kalimat basi. Pernahkah anda mendengar kalimat afeksi dari berbagai kawan ketika kelulusan? kalimat tersebut mungkinlah hanya luapan emosi sementara, manusia terlus berkembang, tak hanya fisik.. namun juga pikiran. Sebuah perkembangan akan menghasilkan perubahan, tidak masalah perubahan itu baik atau buruk, setiap keputusan tak akan mutlak dipercaya oleh semua orang, pro dan kontra sudah bagai amplop dan perangko. Terlalu naive lah bila kita mengharapkan seseorang 'tetap pada kepribadiannya', apakah itu berarti kita tidak mengharapkan dirinya berkembang?
Banyak orang menggunakan celaan seperti; "Jadilah lebih dewasa!"
kalimat yang relatif bukan? entah bagian mana yang harus didewasakan, jika itu adalah emosi, maka kasus ini akan menjadi lebih ruyam. Sifat seperti mau mengalah, tegas, sopan ,amupun mudah bertolerir bukanlah tokok ukur kedewasaan yang tepat. Bukanlah emosi, namun dimana kita dapat menemtukan tindakan yang tepat pada situasi yang sedang kita almai untuk keuntungan pribadi. Kenapa peribadi? karena setiap seseorang mendapat keuntungan, tak dapat disangkal lagi, orang atau kelompok lain pastilah akan mendapat kerugian, pasti, entah apakah mereka sadar atau bukan, ikhlas atau tidak, dampat itu akan dirasakan. Keuntungan pribadi ini terkadang tidak hanya berlaku untuk individu seorang saja, namun beberapa pihak yang dengan sengaja kita untungkan entah untuk ketentraman hati sendiri atau untuk sebuah pilihan yang kita ambil.
Ada-ada saja (-__-)'
Selasa, 18 Februari 2014
The Earthquake
When the earth is shaken with its [final] earthquake.
And the earth discharges its burdens
And man says, "What is [wrong] with it?" -
That Day, it will report its news
Because your Lord has commanded it.
That Day, the people will depart separated [into categories] to be shown [the result of] their deeds.
So whoever does an atom's weight of good will see it,
And whoever does an atom's weight of evil will see it.
And the earth discharges its burdens
And man says, "What is [wrong] with it?" -
That Day, it will report its news
Because your Lord has commanded it.
That Day, the people will depart separated [into categories] to be shown [the result of] their deeds.
So whoever does an atom's weight of good will see it,
And whoever does an atom's weight of evil will see it.
Sabtu, 15 Februari 2014
Arti Nama Irian Jaya
Irian Jaya adalah nama sebuah daerah di sebelah timur Indonesia yang dulu sempat berenama Papua. Nama Irian sendiri merupakan pemberian dari presiden RI yang pertama, Sokarno. Irian merupakan sebuah kependekan dari 'Ikut Republik Indonesia, Anti Nedherland' (Ikut menjadi bagian dari Republik Indonesia, anti Belanda). Dan pada tanggal 1 Maret 1973, nama Irian Barat yang telah di cetuskan oleh Soekarno, diganti menjadi 'Irian Jaya' oleh Soeharto sesuai dengan peraturan Nomor 5 Tahun 1973 bersamaan dengan peresmian eksplorasi PT Freepot Indonesia di Tembagapura.
Sebelum nama Irian di tetapkan, daerah tersebut bernama Papua. Banyak yang tidak mengerti pula dengan arti 'Papua' yang sesungguhnya bermakna negatif. Bahkan tak sedikit dari warga Papua yang tidak suka dengan nama daerah mereka sendiri dan lebih suka menyebutnya Nuu Waar.
Nuu Waar adalah dua kata bahasa Irarutu di kerajaan Nama Tota Kaimana, yakni Nuu Eva. Nuu bermakna sinar, pancaran atau cahaya. Sementara Waar dari kata Eva, yang makna pertama adalah ‘mengaku’ atau diterjemahan dengan makna lebih dalam yang artinya ‘menyimpan rahasia’. Dari bahasa Onim (Patipi) Nuu juga adalah cahaya. Waar artinya perut besar yang keluar dari perut Ibu. Maka nama Nuu Waar artinya negeri yang mengaku menyimpan atau memikul rahasia.
Nama Nuu Waar nama yang berkembang dengan siar islam sejak kehadiraan Samudera Pasai, Raden Fatah pada abad 13 M, Aru Palaka sampai Sultan Tidore pada abad 15 M dengan wilayah Kesultanan dan kekuasaan melalui perdagangan sampai ke Nuu Waar.
Pergantikan nama Nuu Waar menjadi Papua dan Irian terjadi sejak 1214 masehi. Kata Papua’ itu sendiri diambil dari beberapa bahasa daerah di Nuu Waar, yang maknanya hitam, keriting, bodoh, jahiliah, jahat, perampok, pemeras, pemerkosa, bahkan lebih sadis dimaknai sebagai suka makan orang.
Oleh karena itu, pergantian nama Papua menjadi Irian juga merupakan sebuah permulaan, doa, dan harapan rakyat Irian untuk mendapatkan hak-hak mereka untuk hidup sejahtera. Namun memang tak ada yang sempurna, tak ada yang bertahan selamanya, janji yang dulu dikumandangkan dengan sangat gagah, kini sudah tak sesuci sebelumnya. Bukan saatnya kita untuk saling menyalahkan, introspeksi diri dari berbagai pihak akan lebih membantu untuk terus bersama. Seperti halnya dengan istilah Bineka Tunggal Ika yang tak henti-hentinya di suarakan dari TK hingga Sarjana, entah kalimat pendek itu akan benar-benar bermakna di dalam hati setian insan Indonesia, ataukah hanya akan menjadi hafalan hasil pendoktrinan selama hidup bernegara?
sumber:
http://blackfiles.mywapblog.com/asalpapua.xhtml
http://www.bimbingan.org/arti-irian-jaya.htm
http://www.hubert-herald.nl/Papua.htm
Hijauku tanahku
Merduku pagiku
Jernihku airku
Berjalannya bersuku-suku
Dentuman kaki melangkah bisu
bukan lagi seindah lagu
Indahnya negeriku
Indahnya Indonesia-ku
(oleh;Historya Ardiyanti)
sumber:
http://blackfiles.mywapblog.com/asalpapua.xhtml
http://www.bimbingan.org/arti-irian-jaya.htm
http://www.hubert-herald.nl/Papua.htm
Jumat, 14 Februari 2014
Ashfall caused by Kelud
this entry will be written in English, maybe you'll find some wrong grammars on this but please enjoy it!
Kelud's erupted last night (about 10pm, western indonesian time), and the impact is not only in Kediri itself but also happens in some cities in java island. My town, Purworejo, located in Central Java also got the impact of it, I woke up at about 5am and found that the sky was totally dark during ashfall. It was Friday so i had to go to school but when i wanted to go at about a quarter to seven the sky was totally dark with no sunlight at all. So I decided not to go, it was too dangerous cz we could not even see the road.
Kelud's erupted last night (about 10pm, western indonesian time), and the impact is not only in Kediri itself but also happens in some cities in java island. My town, Purworejo, located in Central Java also got the impact of it, I woke up at about 5am and found that the sky was totally dark during ashfall. It was Friday so i had to go to school but when i wanted to go at about a quarter to seven the sky was totally dark with no sunlight at all. So I decided not to go, it was too dangerous cz we could not even see the road.
Me and my brother were looking for some pictures, it's not our first time to have ashfall, it happened 3 years ago when Merapi had erupted and caused some troubles. This is the best time for us to reflect on ourselves that we (humans) are just creatures with no power against nature, we were being too naive to understand this current situation. Astagfirullah..
And here, i've got some pictures about ashfall in my town;
And here, i've got some pictures about ashfall in my town;
^and this is my school, covered with ash. we got a day off
^at the front gate of my school, like sepia isn't!? hahha awesome, my friend took this pic
^along the road in school
^and this lovely basketball field
^i digged the ash and it was so thick
^beside my house
^some people cleaned up the road
^i went to take some pics, but i couldn't even see the road 15m in front of my eyes. that was terrible but great!
^and this is me!
"Alif, Lam, Meem, Ra. These are the verses of the Book; and what has been revealed to you from your Lord is the truth, but most of the people do not believe. (1) It is Allah who erected the heavens without pillars that you [can] see; then He established Himself above the Throne and made subject the sun and the moon, each running [its course] for a specified term. He arranges [each] matter; He details the signs that you may, of the meeting with your Lord, be certain. (2) And it is He who spread the earth and placed therein firmly set mountains and rivers; and from all of the fruits He made therein two mates; He causes the night to cover the day. Indeed in that are signs for a people who give thought. (3) And within the land are neighboring plots and gardens of grapevines and crops and palm trees, [growing] several from a root or otherwise, watered with one water; but We make some of them exceed others in [quality of] fruit. Indeed in that are signs for a people who reason. (4) And if you are astonished, [O MuĂșammad] - then astonishing is their saying, "When we are dust, will we indeed be [brought] into a new creation?" Those are the ones who have disbelieved in their Lord, and those will have shackles upon their necks, and those are the companions of the Fire; they will abide therein eternally. (5)"
Selasa, 11 Februari 2014
Pengalaman Menjadi Joki Relawan
Kejadian ini terjadi tadi siang, saya sekarang merupakan anak kelas 3 di suatu SMA di pesisir pantai Selatan Jawa. Mungkin tidak well-known di telinga masyarakat luar ya hehehe..
Cerita dimulai dengan adanya sebuah tes masuk universitas swasta terkenal di daerah Jogja yang menggunakan sistim online, universitas ini termasuk salah satu universitas Swasta paling terkenal di Indonesia, mereka membuka jalur masuk untuk mereka yang 'punya uang'. Tesnya-pun cukup mudah, si pendaftar hanya perlu mendaftar dan kemudian ia akan mendapatkan nomor pin yg akan digunakan untuk tes online. Namun penyelenggara tes online ini hanya dilakukan oleh beberapa sekolah, salah satunya SMA saya (hanya sebagai tempat melakukan tes, itupun di lab TIK kami).
Singkat cerita saya sedang di lab. bahasa, tiba-tiba guru BK saya masuk dan bertanya "Di sini siapa yang pintar bahasa inggris?", sontak teman-teman saya mengajukan 2 nama, yaitu teman saya dan saya sendiri. Sebenarnya skill saya tak beda jauh dengan murid pada umumnya, yah.. normal. Akhirnya saya disuruh guru BK saya untuk 'membantu' anak anak dari luar kota yg ingin melakukan tes ini. Mungkin definisi 'membantu' kurang tepat, karena pada dasarnya si pendaftar sama sekali tidak mengerjakan soal.. tapi saya dan teman teman sayalah yang mengerjakannya. Sudah menjadi rahasia umum, sistim tes seperti ini memang tidak begitu mempertimbangkan 'siapa yang mengerjakan' atau 'jujur kah dalam mengerjakan'.. namun lebih kepada 'who has the money?' and 'how much can you pay for this univ?'.
Soal terdiri atas 100 soal berisi soal TPA, Agama Islam, Matematika Dasar, dan Bahasa Inggris. Tingkat kesulitannya pun tak seberapa, untuk matematika hanya sebagian dari materi SMA saja yg keluar, yang lain dapat dilogika, dalam mengerjakannya pun mereka diburu oleh waktu. Alhasil saya dan teman teman saya buru-buru mengerjakan soal soal itu, karena tes itu berlangsung ketika jam KBM, jadi tak semua dari teman saya bertahan karena lebih memilih mengikuti KBM di kelas, dan tersisalah hanya saya dan 3 anak lainnya. Saya yang sebelumnya hanya memfokuskan diri pada bahasa inggris kini mulai membabi buta mengerjakan matematika dan TPA.
Sekitar pukul 12 kurang, tes pun berakhir dengan luapan rasa lega bagi pada si pendaftar karena mereka semua lulus dan dari saya serta teman teman saya karena akhirnya dapat menghirup nafas lega tanpa diburu waktu. Para peserta yg semuanya dari luar kota itu akhirnya menampakkan mimik bahagia mereka seraya berterima kasih, kami pun antara lega dan bahagia karena mendapatkan latihan soal tak bedanya dengan mereka. Entah legal atau illegal apa yang kami lakukan tadi siang, namun jika dilihat baik baik dan dicermati, sistim tes seperti ini menurut saya hanya sistim 'pencari uang' karena mayoritas pendaftar yg menggunakan sistim ini adalah mereka yang 'mencari aman' untuk SNMPTN/SBMPTN.
Saya sempat ditawari oleh guru BK saya untuk mengikuti tes ini, tapi saya tolak mentah mentah, selain membutuhkan uang sumbangan yang tak sedikit, universitas swasta ini juga terlampau mahal, guru BK saya menganjurkan hal itu karena saya peringkat tengah tengah di angkatan saya (saya IPS, dari 9 kelas, hanya ada 2 kelas IPS di sekolah saya). Namun entah karena terlalu percaya diri atau terlalu cuek (hahahahha) saya tetap incar sesuatu yang lebih tinggi. Mungkin impian ini akan saya tulis lagi sekitar 5 bulan lagi, meraih mimpi itu bagai memasukkan bumbu dalam adonan, sedikit demi sedikit usaha dan doa akan menghasilkan cita rasa yang menyenangkan. Akan kemanakah saya berjalan? saa.. who knows :)
Cerita dimulai dengan adanya sebuah tes masuk universitas swasta terkenal di daerah Jogja yang menggunakan sistim online, universitas ini termasuk salah satu universitas Swasta paling terkenal di Indonesia, mereka membuka jalur masuk untuk mereka yang 'punya uang'. Tesnya-pun cukup mudah, si pendaftar hanya perlu mendaftar dan kemudian ia akan mendapatkan nomor pin yg akan digunakan untuk tes online. Namun penyelenggara tes online ini hanya dilakukan oleh beberapa sekolah, salah satunya SMA saya (hanya sebagai tempat melakukan tes, itupun di lab TIK kami).
Singkat cerita saya sedang di lab. bahasa, tiba-tiba guru BK saya masuk dan bertanya "Di sini siapa yang pintar bahasa inggris?", sontak teman-teman saya mengajukan 2 nama, yaitu teman saya dan saya sendiri. Sebenarnya skill saya tak beda jauh dengan murid pada umumnya, yah.. normal. Akhirnya saya disuruh guru BK saya untuk 'membantu' anak anak dari luar kota yg ingin melakukan tes ini. Mungkin definisi 'membantu' kurang tepat, karena pada dasarnya si pendaftar sama sekali tidak mengerjakan soal.. tapi saya dan teman teman sayalah yang mengerjakannya. Sudah menjadi rahasia umum, sistim tes seperti ini memang tidak begitu mempertimbangkan 'siapa yang mengerjakan' atau 'jujur kah dalam mengerjakan'.. namun lebih kepada 'who has the money?' and 'how much can you pay for this univ?'.
Soal terdiri atas 100 soal berisi soal TPA, Agama Islam, Matematika Dasar, dan Bahasa Inggris. Tingkat kesulitannya pun tak seberapa, untuk matematika hanya sebagian dari materi SMA saja yg keluar, yang lain dapat dilogika, dalam mengerjakannya pun mereka diburu oleh waktu. Alhasil saya dan teman teman saya buru-buru mengerjakan soal soal itu, karena tes itu berlangsung ketika jam KBM, jadi tak semua dari teman saya bertahan karena lebih memilih mengikuti KBM di kelas, dan tersisalah hanya saya dan 3 anak lainnya. Saya yang sebelumnya hanya memfokuskan diri pada bahasa inggris kini mulai membabi buta mengerjakan matematika dan TPA.
Sekitar pukul 12 kurang, tes pun berakhir dengan luapan rasa lega bagi pada si pendaftar karena mereka semua lulus dan dari saya serta teman teman saya karena akhirnya dapat menghirup nafas lega tanpa diburu waktu. Para peserta yg semuanya dari luar kota itu akhirnya menampakkan mimik bahagia mereka seraya berterima kasih, kami pun antara lega dan bahagia karena mendapatkan latihan soal tak bedanya dengan mereka. Entah legal atau illegal apa yang kami lakukan tadi siang, namun jika dilihat baik baik dan dicermati, sistim tes seperti ini menurut saya hanya sistim 'pencari uang' karena mayoritas pendaftar yg menggunakan sistim ini adalah mereka yang 'mencari aman' untuk SNMPTN/SBMPTN.
Saya sempat ditawari oleh guru BK saya untuk mengikuti tes ini, tapi saya tolak mentah mentah, selain membutuhkan uang sumbangan yang tak sedikit, universitas swasta ini juga terlampau mahal, guru BK saya menganjurkan hal itu karena saya peringkat tengah tengah di angkatan saya (saya IPS, dari 9 kelas, hanya ada 2 kelas IPS di sekolah saya). Namun entah karena terlalu percaya diri atau terlalu cuek (hahahahha) saya tetap incar sesuatu yang lebih tinggi. Mungkin impian ini akan saya tulis lagi sekitar 5 bulan lagi, meraih mimpi itu bagai memasukkan bumbu dalam adonan, sedikit demi sedikit usaha dan doa akan menghasilkan cita rasa yang menyenangkan. Akan kemanakah saya berjalan? saa.. who knows :)
Langganan:
Postingan (Atom)