Well, kembali ke topik utama. Biar lebih enak di baca, saya lampirkan dalam bentuk dialog ya, kalimat yang mereka gunakan mungkin gak sama persis kayak ini sih, tapi ya kira-kira intinya gitu.
Saya : "Aku kalau lihat orang dari warna tuh"
Danar : " Hah.. warna apaan, kamu bisa lihat aura po, cil?"
Saya : "Gak lah.. bukan aura, apa ya.. lebih mirip kayak, kalau aku kenal orang, otomatis di pikiranku muncul warna khas dari orang itu, wujudnya gak bener bener ada, aku cuma ngrasain aja."
Eka : "kamu kebanyakan baca yang kek gitu mbok?"
Saya : "Nggak kok, udah kayak gini dari kecil"
Siti : "Itu mungkin warna kepribadian orang menurut kamu, jadi kayak kamu menilai pribadi orang itu, tapi di wujudkan dalam berntuk warna"
Saya : " Mungkin..."
Eka : "Lha kamu lihat kita gimana?"
Saya : " Hmm... danar itu pink-pink agak ada campuran item sama putih, gimana ya.. kamu tahu ember cat pink terus tanganmu di masukin ke cat warna hitam dan putih terus tanganmu nyemplung dan ngaduk ngaduk ember chat pink? Nah kayak gitu tuh..."
Siti : "Emm....ngomomg apa sih"
Danar : "Oh oh aku mudeng, tapi mosok aku pink sih!"
Saya : "Mungkin karena kamu terlalu melankolis dimataku hahahhaha"
Eka : "Emang kalo lihat orang lain kamu juga gitu?, kalo bebek (nama panggilan salah satu temen kita) apa? (sambil nunjuk bebek yg lewat di samping kami)"
Saya : "Dia orange"
Eka : "Heh! kok bisa itu sih! sekali lihat langsung bisa"
Saya : "Nggak tahu.. entahlah"
Nah... setelah itu kita ngalor-ngidul lagi ngebahas hal hal random dari ideologi sampai kacamata, topik akan selalu berubah dengan ekstrim. Nah, dalam percakapan itu ada yang ingin saya bahas tentang kebiasaan saya, mungkin salah satu di antara pembaca ada yang sama kayak saya, mungkin kebiasaan kita sama. Dalam kasus ini, saya menilai bahwa mungkin otak kita terlalu imajinatif atau apalah itu. Saya memang dominan otak kanan soalnya, pernah tes sih.. yah cuma iseng iseng gitu, menurut hasilnya sih saya 61% dominan otak kanan...yah, bukan berarti saya anak yang random, yah, terserah sih mau dinilai apa. hahahhaha
Berbeda dengan aura, ada beberapa kenalan saya yang katanya bisa lihat aura, tapi gak tahu deh bener atau nggak, saya nggak bisa mempercayai hal yang tidak bisa saya pastikan dengan masuk akal bagi pikiran saya. Tapi yah whatever. Berbeda dengan aura, warna yang saya lihat itu tidaklah nyata, hanya ada dalam pikiran saya, hanya imajinasi saya,namun terasa sekali, awalnya kukira semua orang sama seperti saya, tapi pas saya cerita sama teman teman saya, hanya saya yang kayak gini. Kadang jika di sekitar saya, saya merasakan warna dari orang lain yang gelap atau menjemukan, saya bisa mual sendiri dan nggak betah ada di situ. Seakan warna itu melahap semua sisi-sudut ruangan, bahkan orang yang tersenyum dan terlihat bahagiapun terkadang memiliki warna yang menjemukan, seperti coklat dan hijau, atau kadang lebih gelap seperti abu abu. Orang yang memiliki warna abu abu kadang nggak enak di ajak bicara, bawaannya saya kasian mulu sama dia, orang yang warna hijau menjijikan juga ngeselin kalo di ajak ngobrol, saya suka orang dengan warna agak pudar, misal biru muda-sedikit keputihan, atau krem sedikit keputihan, mereka menyenangkan, kadang malah tenang namun mendengarkan, ada pula yang sedikit emotionless. Orang yang berwarna ungu kadang agak religius, meraka biasanya tipe tipa yang menaati peraturan, tapi juga punya akal sehat yang bagus menurut saya. Orang warna coklat agak kurang cocok dengan saya, soalnya mereka terlalu lurus dan menegakkan aturan sekolah, ketua osis saya coklat, saya kalo ngomong sama dia suka agak nggak nyambung, dia itu tipe remaja yang menjunjung tinggi nasionalisme dan adat istiadat jawa...udah jarang lho orang yang kayak gitu, kudu di lestarikan tuh sifatnya, tapi tetep bagus sih menurut saya , hehe, tidak cocok bukan berarti saya nggak suka, cuma mungkin lebih karena saya merasa saya memiliki ideologi yang agak berbeda dengan orang warna coklat, jadi agak kurang nyaman. Orang warna kuning menurut saya enak di saat lagi enak, njengkelin di saat njengkelin, yah semacam itu lah.. tipe tipe yang manis di kala masak, dan harus di buang di kala busuk.
Saya masih nggak begitu ngerti ini apa, pokoknya pikiran saya tentang dunia penuh dengan warna, saya sendiri nggak tahu warna saya apa. Pokoknya dunia terasa sangat menyenangkan, seakan kita melihat apa yang orang lain tidak lihat. Kita memikirkan apa yang tidak mereka sempat pikirkan. Menyenangkan sekali hahahahha. Alhamdulillah sih ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar